Kami tak berbicara seperti Soekarno atau mengenakan narasi Najwa
tak meninggikan ritme empat baris penuh wibawa
layaknya bedeng di sawah kecil yang dibajak rapih penuh nyawa.
Tapi gambar iklannya, puisi tentang surga secuil
yang memaksa kami menarikan Yospan dalam ruangan kecil
dan menuang sentimen ke dalam gelas ukur mungil.
Kami menulis dari balik air terjun dan danau ahistoris,
menata detail tampilan agar sebisa mungkin simetris
seperti wanita modis dengan mata heliosentris.
Kami menemukan kata sifat untuk cuaca mendatang
sebagai pertanda kalau sedang bersenang-senang.
lalu mengekspresikan harapan "jika saja kau ada di sini sekarang"
(dan menyembunyikan harapan "jika saja kami berada di tempatmu sekarang.")
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H