Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Alkoholisme

8 Maret 2021   06:56 Diperbarui: 9 September 2021   23:11 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia kecil tapi licik,

datang tanpa panggilan.

Saat berpikir telah menaklukkannya,

adalah saat engkau telah kehilangan semuanya.

Kemanapun pergi,

Atau dimanapun engkau berada,

Jangan berpikir bahwa ia tidak akan menemukanmu.

Atau bahwa engkau akan pernah dibebaskan.

Rumit dan menipu,

ia muncul tanpa jejak.

di manapun dan kapanpun engkau berada,

ia bisa menampar wajahmu.

Engkau telah memperjuangkannya begitu lama,

berpikir bahwa ia akhirnya pergi.

Sesungguhnya, jangan pernah begitu yakin,

dan berpikir kalau engkau telah menemukan obatnya.

Kau pikir telah menguncinya di tas.

atau telah terkunci di belakang gerbang.

Ketahuilah, itu ceroboh, kamu tidak tahu,

ia bisa keluar kapan saja menghampirimu.

Engkau tak akan pernah tahu kapan ia datang.

Atau bahkan ia telah ada di sana, bersamamu.

Engkau pikir bisa menghentikannya,

dengan hanya satu tegukan.

Aku hanya punya satu tip terakhir,

dari suguhan kecil yang tersembunyi.

Pikirkan sebelum menyesapnya,

sebab kamu akan segera dikalahkan.

Sobat, ia penyakit terparah,

aku dengan sungguh-sungguh harus mengatakannya.

Bahwa engkau akan menemukannya bersembunyi di dalammu,

selalu, bahkan sampai hari ini.

Aku telah melakukan semua yang bisa kulakukan,

sekarang terserah padamu...BERTARUNG atau MENYERAH

Tapi aku melihat bahwa engkau telah menentukan pilihanmu,

saat kau minum sampai malam.

Tersandung di lantai,

oh.. aku tidak sanggup melihatnya.

Tidak ada lagi yang membantumu,

jadi berpalinglah dan menuju ke pintu.

Aku mohon padamu,

jangan pernah ambil pilihan itu

dan membiarkan alkohol mengendalikanmu,

Kali ini saja! singkirkan hakmu untuk memilih.

Lebih cepat dari peluru,

Ia berada dalam pistol, sedang mengarah ke kepalamu.

Hanya engkau yang bisa menarik pelatuknya,

tapi begitu melakukannya, saat itu juga engkau mati.

Sorong, 8 Maret 2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun