Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kintsugi dan Seni Merangkai Luka Menjadi Sesuatu yang Tangguh

30 Januari 2021   14:30 Diperbarui: 30 Januari 2021   17:53 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi saat kita memperbaiki diri kita sendiri, maupun bangsa kita, mungkin kita bisa mengambil inspirasi dari Kintsugi, tradisi Jepang yang sangat kuno di mana pecahan tembikar disatukan dengan pernis emas.

Kita tidak menyembunyikan celah; kita merayakan perbaikannya. Layaknya anak-anak sungai emas mengikat pecahan mangkuk atau cangkir. Bekas luka menjadi seni. Dan hasilnya adalah sesuatu yang lebih indah daripada sempurna, sesuatu yang tampak tangguh.

Sesna, 30 Januari 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun