Jadi saat kita memperbaiki diri kita sendiri, maupun bangsa kita, mungkin kita bisa mengambil inspirasi dari Kintsugi, tradisi Jepang yang sangat kuno di mana pecahan tembikar disatukan dengan pernis emas.
Kita tidak menyembunyikan celah; kita merayakan perbaikannya. Layaknya anak-anak sungai emas mengikat pecahan mangkuk atau cangkir. Bekas luka menjadi seni. Dan hasilnya adalah sesuatu yang lebih indah daripada sempurna, sesuatu yang tampak tangguh.
Sesna, 30 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H