Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cermin (yang Hancur)

24 Januari 2021   13:30 Diperbarui: 9 September 2021   23:57 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ia meninggalkan semua cahaya di belakang 

datang sendiri menemui ku pada suatu waktu,

diasingkan ke luar dari waktu 

 dihujani wajah-wajah tua,

tampang sedih dan berdosa wanita, 

mencari jalan keabadian, 

antara wajah esok 

dan refleksi kemarin. 

Ia mengangkat tangan 

untuk bertanya kepada matahari terbenam di mataku 

Tentang sebuah pelangi dan tujuh bulan yang hilang.. 

Berada di waktu kemarin, 

Pelangi itu datang dan menatap ku lalu bertanya .. 

"Ada apa denganmu? untuk apa air matamu itu" 

Aku mengangkat mata, 

tidak dapat melihatnya, 

"Apa?" tanyaku 

Ribuan menit berlalu 

Ia terlihat, 

Ia menangis, 

lalu hancur berkeping-keping.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun