Ia meninggalkan semua cahaya di belakangÂ
datang sendiri menemui ku pada suatu waktu,
diasingkan ke luar dari waktuÂ
 dihujani wajah-wajah tua,
tampang sedih dan berdosa wanita,Â
mencari jalan keabadian,Â
antara wajah esokÂ
dan refleksi kemarin.Â
Ia mengangkat tanganÂ
untuk bertanya kepada matahari terbenam di matakuÂ
Tentang sebuah pelangi dan tujuh bulan yang hilang..Â
Berada di waktu kemarin,Â
Pelangi itu datang dan menatap ku lalu bertanya ..Â
"Ada apa denganmu? untuk apa air matamu itu"Â
Aku mengangkat mata,Â
tidak dapat melihatnya,Â
"Apa?" tanyakuÂ
Ribuan menit berlaluÂ
Ia terlihat,Â
Ia menangis,Â
lalu hancur berkeping-keping.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H