Seperti yang dilansir dari KOMPAS, "Sejauh ini Eijkman telah melakukan analisis WGS 40 genom, dan menargetkan melakukan analisis terhadap 1.000 spesimen," kata Herawati. Ia juga mengatakan, Kementerian Kesehatan berencana meningkatkan kapasitas surveilans genomik ini dengan menggandeng sejumlah laboratorium di bawah Litbang Kementerian Kesehatan. Sementara Eijkman dan sejumlah laboratorium molekuler perguruan tinggi di bawah koordinasi Kementerian Riset dan Teknologi.
Varian baru B.1.1.7 ini diketahui memiliki kemampuan lebih menular hingga 70 persen dibandingkan dengan varian awal SARS-CoV-2 yang ditemukan di Wuhan, China. Pemberian vaksin sudah di depan mata, tapi kita masih harus beranggapan bahwa mutasi virus yang kemungkinan lebih ganas ini sedang mengintai di sekeliling kita. Untuk itu, sebagai warga Indonesia (dan dunia), sudah menjadi keharusan bagi kita untuk ikut memerangi varian baru ini dengan lebih mematuhi protokol kesehatan untuk Covid-19 dari sebelumnya.
Salam sehat selalu.
Sumber penulisan :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H