Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Panti Perawatan Lansia Demensia

3 Januari 2021   02:25 Diperbarui: 3 November 2021   23:36 1605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lain halnya dengan gaya hidup perajin. Gaya hidup ini sangat tradisional. Orang-orangnya bangun pagi-pagi, pergi tidur awal, karena mereka sudah bekerja keras selama hidup mereka, kebanyakan dengan tangan, sangat sering mempunyai bisnis keluarga yang kecil, peternakan kecil, took, atau seperti Pak John, beliau adalah petani. Dan beliau berkata pada saya ia berangkat kerja setiap pagi dengan rantang berisi makan siangnya dan sebatang rokok. Hanya sebatang rokok itulah kemewahan yang mampu dinikmatinya. Dan sehabis makan, ia akan menghisap rokok itu. Dan sampai hari meninggalnya di sini, beliau berada di dangaunya, setiap hari, sehabis makan siang, merokok.

Lalu ada ibu saya. Beliau termasuk gaya hidup kultural, saat ini ibu sudah lima bulan berada di sini. Gaya hidup kultural itu tentang berpergian, bertemu orang dan kebudayaan lain, serta berminat pada seni dan musik.

Ada banyak lagi gaya hidup. Tapi setidaknya dua gambaran di atas bisa memberikan gambaran tentang hidup bagi para lansia demensia ini di dalam rumah bersama sekelompok orang yang sepikiran, dan juga serasa seperti hidup mereka yang biasanya. Kita adalah makhluk sosial, artinya kita butuh kehidupan sosial. Dan kami berangkat dari pemahaman tu.

Kita ingin keluar rumah dan berbelanja, dan bertemu orang lain. Atau sekedar hangout bersama teman-teman. Atau seperti Pak Gerson, beliau suka keluar setiap hari, makan siang atau makan malam dengan teman dan merayakan hidup. Atau ibu saya, beliau suka berjalan-jalan di taman, dan duduk di bangku di bawah matahari, berharap ada orang lewat dan duduk di sebelahnya dan mengobrol tentang kehidupan atau tentang bebek-bebek di kolam.

Kehidupan sosial itu penting. Artinya kita adalah bagian dari masyarakat, kita punya tempat di dalam maasyarakat. Dan itulah yang dibutuhkan banyak orang. Bahkan untuk lansia yang hidup dengan demensia akut.

Hal inilah yang saya lihat dari jendela kantor saya. Suatu hari, saya melihat seorang wanita datang dari satu sisi, dan wanita lain dari sisi lainnya, dan mereka bertemu. Saya mengenal kedua wanita ini dengan baik. Sudah tugas saya untuk sering berjalan-jalan di luar menjaga mereka. Dan sering saya mencoba mengobrol dengan mereka, tapi percakapan mereka agak sulit dimengerti. Tapi saya melihat mereka berbicara, dan saya melihat mereka membuat gestur. Dan mereka asyik bersama. Kemudian mereka mengucapkan selamat tinggal dan masing-masing pergi sendiri.

Itulah yang kita inginkan dalam hidup, bertemu orang lain dan menjadi bagian dalam masyarakat. Itulah yang saya lihat terjadi. Tempat ini sudah menjadi tempat di mana lansia dengan demensia akut bisa hidup, memiliki kebebasan dan keamanan, sebab para profesional dan sukarelawan yang bekerja di sini tahu bagaimana menangani demensia. 

Mereka tahu bagaimana bekerja secara professional yang cocok dengan cara hidup alami para lansia kami. Dan itu artinya manajemen harus menyediakan segalanya yang dibutuhkan oleh mereka untuk bekerja. Hal tersebut membutuhkan manajemen yang berani untuk melakukan hal yang berbeda dari yang selama ini dilakukan oleh panti perawatan tradisional.

Kami melihat Panti Perawatan Kohoin berhasil dan berpikir hal ini bisa dilakukan di mana saja, karena ini bukan untuk orang-orang kaya. Kami sudah melakukan ini dengan anggaran yang sama dengan beberapa panti perawatan tradisional. Dan bekerja hanya dengan anggaran daerah dari kota kecil kami. Jadi kami rasa hal ini bisa diterapkan di mana pun sekaligus menjadi solusi bagi problem generasi sandwich.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun