Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Grand Old Party Donald Trump Vs Abraham Lincoln

10 November 2020   18:49 Diperbarui: 10 November 2020   19:59 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lambat laun, para pemodal dan industrialis kaya ini mulai mengambil lebih banyak peran kepemimpinan dalam partai Republik. Mereka ingin mempertahankan kekuasaan, jadi mereka berpikir bahwa tidak memperjuangkan hak kulit hitam di negara yang sebagian besar berkulit putih adalah cara terbaik untuk melakukannya.

Selatan menolak reformasi rasial baru ini, sering kali dengan kekerasan. Dan sebagian besar pemilih dan pemimpin Republik kulit putih saat itu, merasa bahwa mereka telah melakukan cukup banyak untuk membela warga kulit hitam di selatan dan sudah saatnya untuk memperhatikan masalah lain. 

Sehingga pada tahun 1870, GOP pada dasarnya selatan memutuskan untuk menyerah mereformasi wilayah selatan, dan menyerahkannya ke perangkat daerah masing-masing, meskipun itu artinya membiarkan hak pilih kulit hitam untuk ditekan dan dirampas. Wilayah selatan menjadi didominasi secara politik oleh Demokrat kulit putih.

Melangkah ke abad baru pada tahun 1920-an, partai Republik pada dasarnya telah menjadi partai bisnis besar. Mereka sukses besar saat ekonomi sedang booming tetapi tidak begitu baik ketika ekonomi ambruk pada tahun 1929 dan Depresi Besar atau krisis malaise terjadi. 

Franklin Delano Roosevelt dan para demokrat lainnya berhasil mendapat kekuasaan dan secara dramatis mulai memperluas ukuran dan peran pemerintah federal dalam upaya untuk melawan depresi dan menyejahterahkan rakyat Amerika. Kaum Republik menentang ekspansi cepat ini, dan mendefinisikan diri mereka sebagai oposisi terhadap pemerintahan besar, sebuah identitas yang masih dipegang partai hingga saat ini.

Maju ke tahun 50-an dan 60-an, orang kulit hitam di selatan kembali ke garis depan politik nasional, didukung oleh banyak kulit putih di utara. Martin Luther King Jr. menjadi tokoh yang sangat berpengaruh besar saat itu. Gerakan hak-hak sipil mencoba untuk mengakhiri segregasi dan memastikan orang kulit hitam benar-benar memiliki hak untuk memilih, berpolitik, dan menggunakan fasilitas umum.

Perjuangan Martin Luther King Jr. berhasil menarik simpati warga Amerika bahkan dunia. Pemilih Amerika akhirnya memandang serius masalah hak-hak sipil kulit hitam. Alhasil, debat hak-hak sipil bukanlah sebuah masalah partisan murni namun lebih merupakan masalah regional, di mana kedua partai di wilayah Utara mendukungnya dan kedua partai di selatan menolak.

Pada tahun 1963, Lyndon Baines Johnson dari Demokrat yang saat itu menjabat sebagai wakil presiden diangkat menjadi presiden menggantikan John F. Kenedy yang tewas terbunuh. Johnson kemudian menandatangani Undang-undang Hak Sipil 1964. 

Di tahun yang sama, Marthin Luther King Jr. diberi penghargaan atas perjuangan dan peranannya dalam melawan praktik undang-undang pemisahan rasial dan membawanya menjadi peraih penghargaan Nobel Perdamaian Tahun 1964. Sebaliknya calon presiden dari Republik, Barry Goldwater-lah yang menentang undang-undang tersebut dengan alasan hal tersebut bisa mengendorkan kekuasaan pemerintah.

Bagaimanapun, peralihan besar-besaran tetap terjadi.  Hampir seluruh pemilih kulit hitam bergeser dari Republik ke Demokrat. Pemilih kulit putih di selatan yang sudah lama setia pada Demokrat mulai benar-benar membenci campur tangan pemerintah yang besar  di sini, juga dalam hal-hal lain seperti hak aborsi dan sekolah biarawan.

Selama tiga dekade berikutnya orang kulit putih di selatan beralih ke GOP yang membuat selatan menjadi wilayah yang sangat Republik. Dan sejak tahun itu, 1980-an, partai tersebut mulai menyerupai Republik yang kita kenal hari ini. Kaum Republik memilih Ronald Reagan yang berjanji untuk memperjuangkan kepentingan bisnis, pajak yang lebih rendah, dan nilai-nilai keluarga tradisional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun