AOC menunjukan betapa lemahnya hukum dan politik yang berlaku di AS saat ini, yaitu dengan memperbolehkan perusahaan swasta besar untuk mendanai kampanye politik calon anggota legislatif. Dengan demikian, perusahaan besar bisa membuat semacam janji politik untuk mengatur hukum negara yang mengakomodasi kepentingan perusahaan di atas kepentingan rakyat.
Hal ini sontak bikin Donald Trump yang menjabat presiden saat itu kebakaran jenggot, lalu mencuit dalam twitter-nya, mengatakan bahwa AOC adalah seorang pemula kurang berpengalaman yang tidak tahu apa-apa.
Meski demikian, AOC dipandang lebih bisa konek dengan isi hati masyarakat daripada banyak politisi berpengalaman lainnya, dia mewakili gelombang pemimpin generasi baru yang akan kita lihat dalam politik AS, dan (secara tidak langsung) politik dunia.Â
Besarnya dukungan padanya saat ini merupakan tanda bahwa aturan politik lama berubah dengan cepat, dan bahwa ada generasi muda di luar sana yang sangat membutuhkan harapan dan perubahan politik.
Mempertimbangkan fakta bahwa mayoritas Milenial AS tumbuh dalam bayang-bayang serangan 9/11 dan tumbuh dewasa selama kehancuran pasar properti, krisis keuangan global, dan resesi setelahnya, mereka tidak pernah benar-benar merasakan saat kemakmuran ekonomi di AS.Â
Tetapi mereka terpaksa tumbuh dengan sistem politik yang tidak mereka pilih dan telah terbukti tidak mampu mengatasi berbagai masalah sosial yang mereka hadapi saat ini - baik itu kenaikan biaya hidup yang luar biasa, krisis pinjaman mahasiswa yang mencekik, meningkatnya ketidaksetaraan pendapatan maupun pun pemanasan global.
Satu hal yang jelas, kaum milenial sudah muak, dan dengan semakin banyak hak suara di tangan mereka, mereka mencari perubahan. Mereka mencari pemimpin di antara mereka yang akan berjuang untuk tujuan mereka. Mereka menginginkan pemimpin yang menjalankan apa yang dijanjikan.Â
Mereka menginginkan pemimpin yang mewakili mereka. Dan mereka menginginkan pemimpin yang bersemangat, otentik, dan tidak menyesal atas apa yang mereka yakini - tidak peduli seberapa radikal gagasan mereka, seradikal seorang bartender yang belum pernah terjun ke dunia politik menantang penguasa besar di DPR AS.
Milenial merasa lebih terhubung dengan AOC, seorang anggota Kongres yang masih berjuang membayar sewa apartemen, seperti kebanyakan Milenial lainnya!
Saat kampanyenya pertama kali, ia tampil di medsos sebagai seorang pramusaji yang terkadang dipandang sebagai "bukan pekerjaan sungguhan". Tapi pengalamannya tersebut telah mempersiapkannya dengan baik. Ia terbiasa berdiri 18 jam sehari dan terbiasa menerima banyak tekanan. Seperti yang pernah dikatakannya "Mereka menyebut kami kelas pekerja karena suatu alasan, karena kami bekerja tanpa henti."
Bukan hanya Donald Trump dari partai Republik yang sering ditentangnya, termasuk perusahaan farmasi besar, perusahaan minyak, facebook, bahkan Joe Biden selaku orang yang menjadi kandidat presiden partai demokrat saat itu juga pernah ditentang.Â