Sangat egosentris karena arah waktu selalu berubah mengikuti kita setiap kali kita berpaling arah. Sedangkan bagi Kuuk Thaayorre, waktu terpatok pada lanskap. Persepsi yang sangat berbeda pada waktu.
Ada satu lagi trik cerdas manusia. Misalkan saya bertanya, ada berapa spiderman di gambar?
Namun, beberapa bahasa tidak begini, karena beberapa bahasa tidak punya kata untuk angka. Bahasa tersebut tidak punya. kata seperti "tujuh"... atau kata seperti "delapan."Â
Bahkan, para penutur bahasa itu tidak berhitung, dan mereka kesulitan menentukan jumlah dengan tepat. Jadi, contohnya, jika saya meminta mereka untuk mencocokkan jumlah penguin dengan bebek berjumlah sama, anda mungkin bisa menghitungnya. Tetapi, mereka yang tak punya trik linguistik itu tidak bisa.
Bahasa juga berbeda dalam hal memilah spektrum warna pada dunia visual. Beberapa bahasa punya banyak kata untuk warna, beberapa hanya punya sedikit, "muda" dan "tua". Tiap bahasa berbeda dalam hal penempatan batasan antarwarna.
Jadi orang Rusia mendapat latihan seumur hidup, melalui bahasanya, untuk membedakan kedua warna ini. Jika kita menguji kemampuan orang untuk secara perseptual membedakan warna ini, kita akan temukan bahwa penutur bahasa Rusia lebih cekatan dalam batasan linguistik ini. Mereka lebih cekatan saat membedakan antara biru muda dan tua.Â
Dan jika anda mengamati otak manusia di saat mereka melihat warna, misalnya warna biru yang perlahan berubah dari biru muda ke tua, otak manusia yang menggunakan kata berbeda untuk biru muda dan tua akan menampakkan reaksi terkejut saat warna berubah dari muda ke tua, seakan, "Oh, ada sesuatu yang kategorinya berubah," sedangkan otak para penutur bahasa Inggris, misalnya, yang tak melakukan pengelompokan serupa, tidak menunjukkan reaksi terkejut, karena tak ada perubahan kategori.
Bahasa punya segala macam ciri struktur yang khas. Yang ini salah satu favorit saya. Banyak bahasa memiliki tata bahasa bergender; setiap kata benda diberikan gender, seringnya maskulin atau feminin.Â
Dan gender tersebut berbeda antarbahasa. Contohnya, matahari itu feminine di bahasa Jerman,seperti halnya bunga di bahasa Indonesia. "Bunga itu cantik" tidak ada bunga yang ganteng di bahasa Indonesia, sama halnya di bahasa Jerman untuk matahari feminim, tetapi maskulin di bahasa Spanyol. Dan bulan, sebaliknya. Mungkinkah ini ada hubungannya dengan cara orang berpikir?