Mohon tunggu...
Putu Dea Nita Dewi
Putu Dea Nita Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Ganesha

Saya merupakan Mahasiswi dari program studi Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha. Saya memilki ketertarikan yang besar pada kegiatan menyurat Aksara Bali dan menyurat Lontar yang sudah saya tekuni sejak duduk di bangku sekolah dasar. Saya juga sangat suka menulis dan hobi bersepeda.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menimbang Makna Ngaben: Melestarikan Tradisi atau Memicu Pemborosan?

14 Juli 2024   05:18 Diperbarui: 14 Juli 2024   06:32 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Wikimedia Commons

2. Nyiramin/Ngemandusin yakni memandikan jenazah dengan simbolisme agar jika nantinya mengalami reinkarnasi dapat lahir tanpa cacat.

3. Ngajum Kajang yakni menekan kertas bertulis aksara Hindu sebagai tanda kesiapan keluarga melepas jenazah.

4. Ngaskara yakni menyucikan Atma (roh) agar kembali kepada Yang Maha Esa.

5. Mameras yakni dilakukan jika almarhum memiliki cucu agar dapat menuntun roh ke jalan benar.

6. Papegatan yakni keluarga mengikhlaskan kepergian jenazah dengan sesaji.

7. Pakiriman Ngutang yakni upacara mengantar jenazah ke makam dengan iringan gamelan.

8. Ngeseng yakni proses membakar jenazah, mengumpulkan abu dan tulang.

9. Nganyud yakni proses menghanyutkan abu jenazah ke laut atau sungai sebagai simbol bersatunya kembali jiwa dengan alam semesta

10. Mangelud/Mangoras yakni upacara menyucikan lingkungan rumah  ketika 12 hari setelah meninggalnya seseorang

Karena runtutan upacaranya yang sangat banyak, hal ini membuktikan memang benar dalam melakukan upacara Ngaben memerlukan biaya yang cukup besar tetapi ketika upacara Ngaben dilakukan secara massal itu juga akan dapat menjadi sebuah solusi dalam membantu umat Hindu yang ekonominya lemah karena biaya yang dibutuhkan tidak terlalu besar sehingga dapat meringankan biaya yang dikeluarkan.  Seperti yang kita ketahui bahwa tradisi Bali juga relevan dalam mengikuti zaman, apalagi saat ini juga terdapat salah satu alternatif melalui upacara Ngaben kremasi yang dilaksanakan oleh satu keluarga dimana keluarga yang telah meninggal tidak dikuburkan di kuburan Desa Adatnya melainkan langsung di aben di tempat Krematorium. Sehingga dengan adanya upacara Ngaben kremasi dapat menjadi pilihan alternatif karena selain dengan persiapan untuk upakara yang disiapkan langsung disana, tetapi juga dari segi biaya yang terjangkau disesuaikan dengan dana yang kita anggarkan. Sehingga hal ini dapat menjadi solusi alternatif untuk mengurangi pengeluaran baik dari segi biaya, waktu maupun tenaga. 

Perlu juga kita ketahui bahwa dalam ajaran agama Hindu terdapat 3 tingkatan dalam pelaksanaan suatu Yadnya yakni meliputi 1) Nista adalah tingkatan / ukuran yang kecil yang dalam beryadnya disebutkan suatu keadaan yang bersifat sederhana namun tidak mengurangi makna Yadnya tersebut; 2) Madya adalah tingkatan menengah dalam proses pelaksanaan Yadnya yaitu tidak dalam skala kecil maupun besar; 3) Utama adalah tingkat upacara Yadnya yang dilaksanakan dalam ukuran atau skala yang lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun