Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah suatu program yang didirikan oleh Mendikbud. Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Program yang dilaksanakan mahasiswa UNTAG Surabaya ini dilakukan oleh 11 anggota dan berlokasi di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.Â
Dimana lokasi tersebt adalah lokasi yang menjadi pembangunan relokasi hunian para korban bencana erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021 lalu. Kegiatan ini didampingi oleh dosen dari program studi arsitektur UNTAG Surabaya yaitu Dr. Andarita Rolalisasi, S.T., M.T. dan pendamping dari IAI Jawa Timur yaitu Bapak Erik Ramadhan.
Selain itu, program MBKM Satuan Kerja Semeru ini didampingi oleh pihak DPKP Kabupaten Lumajang dan pihak TFL (Tim Fasilitator Lapangan sehingga semua kegiatan berjalan dengan lancar. Kegiatan ini dilakukan untuk mempermudah kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) sehingga para mahasiswa yang mengikuti program ini dapat mengonversikan ke mata kuliah tersebut.Â
Mahasiswa UNTAG Surabaya sangat mengharapkan kelancaran dalam menjalankan program ini demi untuk kelancaran para korban bencana erupsi Gunung Semeru dapat segera menempati hunian di relokasi APG Semeru. Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa arsitektur pada program ini adalah membantu proses pengecekan kelengkapan interior hunian sementara dan dibantu oleh TFL yang terjun langsung ke lapangan.Â
Melalui pendataan yang diberi oleh TFL mempermudah bagi mahasiswa untuk mendapatkan hasil kelebihan dan kekuarangan dari tiap-tiap unit yang dibangun.Â
Lokasi relokasi ini terletak di Desa Sumbermujur Kecamatan Candipuro dengan luas 81,55 Ha untuk pembangunan 2041 unit huntara dan huntap.
Selama dua minggu setelah mahasiswa arsitektur diberi pengarahan pada hari pertama dari TFL, Â mahasiswa melakukan observasi ke lapangan dengan membawa perlengkapan seperti meteran, alat tulis, dan perlengkapan keamanan untuk melakukan kegiatan di lapangan.Â
Pada hari kedua dan seterusnya para mahasiswa mulai melakukan observasi langsung terhadap huntara dengan mengacu pada form DARI TFL. Para mahasiswa mendapat pembagian tiap-tiap dari NGO (Non-Governmental Organization) dengan sistem pembagian kelompok. NGO sendiri adalah suatu organisasi penyumbang untuk pembangunan unit.Â
Hasil dari pencocokan data dari observasi di huntara dari salah satu NGO KKJB-MIMIKA dari P8 No. 01 -- No. 05 dan P8 No. 18 -- No. 22 terdapat beberapa ketidaksesuaian dimana belum lengkapnya fasilitas interior didalamnya seperti belum ada floor drain, belum ada kran air, belum ada kelengkapan sink (sockdrat, pipa PVC, sockdrat), belum ada pas. Pipa udara, engsel jendela yang belum lengkap, belum ada siku jendela, saklar yang belum lengkap jumlahnya, Â belum ada fitting lampu, belum ada lampu LED .
Proyek pembangunan Huntara yang didirikan oleh beberapa NGO (Non-Governmental Organization) ini telah mencapai sekitar 1000 unit rumah yang terbangun dari 2041 unit yang ditargetkan untuk selesai. Berdasarkan Per. Bupati Lumajang tahun 2022 Nomor 1 bahwa beberapa warga korban bencana erupsi gunung Semeru sudah menempati. Unit tersebut.Â
Bangunan per-tiap unit dari salah satu NGO yaitu KKJB-MIMIKA secara keseluruhan didapati beberapa ketidaksesuaian kelengkapan fasilitas kelengkapan interior seperti belum ada floor drain, belum ada kran air, belum ada kelengkapan sink (sockdrat, pipa PVC, sockdrat), belum ada pas. Pipa udara, engsel jendela yang belum lengkap, belum ada siku jendela, saklar yang belum lengkap jumlahnya, Â belum ada fitting lampu, belum ada lampu LED .
Berdasarkan pendataan kelengkapan interior tersebut dimaksudkan agar tiap hunian dibangun dengan hasil yang sama demi kenyamanan masyarakat kiorban bencana erupsi gunung Semeru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H