Mohon tunggu...
Dean Ardeanto
Dean Ardeanto Mohon Tunggu... Seniman - Atlet gundu profesional

Manusia biasa yang hobi menulis. Suka kentut sambil tiarap.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Perjalanan Paling Menyedihkan

9 Juni 2024   08:00 Diperbarui: 9 Juni 2024   08:12 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KA Taksaka Tambahan di foto dari kaca ruang tunggu stasiun Purwokerto (dokumen pribadi)

Rute perjalanan KA Serayu (dokumen pribadi)
Rute perjalanan KA Serayu (dokumen pribadi)

Kereta nampak lengang. Hanya kami sekeluarga dan empat orang lainnya yang menempati kereta ekonomi 5. Entah, apakah tidak banyak memang yang naik dari stasiun Purwokerto, atau aku dan keluarga yang terlalu awal masuk ke dalam rangkaian kereta. Luangnya waktu memberiku kesempatan sejenak untuk keluar menuju ke smoking area. Kubakar sebatang rokok, kubiarkan asapnya mengepul di udara. Dan, tak lama hujan turun, membasahi area stasiun Purwokerto yang sejak tadi memang dibaluti mendung.

Suara announcer stasiun berbunyi. Sebentar lagi akan masuk KA Purwojaya relasi Cilacap-Gambir di jalur 2. Mendengar nama KA Purwojaya, pikiran ini langsung tergerak mundur. Itu adalah KA yang dulu menjadi langgananku dan keluarga setiap kali mudik lebaran. 

Memori itu ada di saat aku masih duduk di bangku SD, dan berada di tahun-tahun menyenangkan dalam hidupku di sekitar era 2000-an. Dahulu, naik KA Purwojaya masih enak bagiku dan keluarga sebab jam keberangkatannya masih pagi dari Jakarta. Tak seperti sekarang, yang berangkat malam dari Jakarta, yang bagiku dan keluarga sangat tidak cocok sebab selalu ingin tiba di kampung halaman sebelum gelap.

Penasaran membuatku dengan segera mematikan rokok. Kakiku melangkah, masuk kembali ke dalam rangkaian KA Serayu di jalur 1. Tujuanku sederhana: aku ingin melihat kembali KA Purwojaya yang dulu merupakan KA favoritku bersama keluarga. Kubuka pintu bordes sebelah kanan dari arah laju kereta, kunyalakan kamera ponsel. Tak lama KA Purwojaya datang, diiringi dengan alunan lagu 'Di Tepinya Sungai Serayu' yang syahdu.

KA Purwojaya dengan lokomotif CC 206 berstiker lebaran 2023 masuk jalur 2 stasiun Purwokerto (dokumen pribadi)
KA Purwojaya dengan lokomotif CC 206 berstiker lebaran 2023 masuk jalur 2 stasiun Purwokerto (dokumen pribadi)

Satu jam berlalu. KA serayu akhirnya berangkat. Aku sungguh sangat menikmati, saat-saat di mana kereta melaju pelan, melewati wesel, untuk kemudian menimbulkan suara gemeretak yang teramat khas. Lajunya semakin lama kian cepat, meninggalkan stasiun yang kerap menjadi singgahku setiap kali pergi atau pulang dari ke kampung halaman. Kini perjalananku berlanjut. Entah apakah aku bisa kuat menghadapi perjalanan paling menyedihkan ini.

***

Deru lokomotif meraung kala kereta masuk ke terowongan Notog. Tak lama ia melintas di jembatan sungai Serayu yang panjang. Ia terus melaju dan melaju, hingga akhirnya masuk kembali ke sebuah terowongan, kali ini terowongan Kebasen. 

Mataku terus menyapu ke setiap pemandangan di luar jendela. Hamparan sawah luas dan pegunungan yang tinggi menjulang, lagi-lagi menjadi teman perjalananku dalam meninggalkan kampung halaman. Sungguh begitu cepat waktu berlalu, hingga kereta tiba akhirnya di jalur 2 stasiun Kroya.

Jam menunjukan pukul 17.00. Aku turun sejenak untuk melihat-lihat suasana di stasiun Kroya. Banyak juga kulihat, penumpang yang naik di stasiun ini, ditandai dengan adanya antrian di tiap-tiap pintu rangkaian kereta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun