Meski pun merepotkan, menukar mata uang asing tidak mungkin terlewatkan saat melancong ke luar negeri. Malahan bisa jadi, gerai penukaran uang merupakan tempat pertama yang dikunjungi selepas kita turun dari pesawat.
Merepotkan, sebab menghitung rencana pengeluaran di luar negeri bukanlah perkara mudah. Apalagi orang yang jarang atau baru bepergian ke negara lain. Kita tidak mau kekurangan uang tunai di negara lain, karena akan repot mencari gerai penukaran uang lagi. Sementara kita juga tidak ingin menanggung kerugian akibat selisih kurs, karena menukar uang terlalu banyak. Terlebih harus dikonversi ke Dollar Amerika (USD) dahulu.
Tetapi terhitung mulai tahun 2023, penukaran uang tidak akan menjadi masalah yang merepotkan saat melancong ke sekitar ASEAN. KTT G-20 14 November 2022 silam menjadi tonggak bagi kesepakatan bidang keuangan 5 lima negara ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina, untuk memberlakukan sistem pembayaran bersama berbasis Quick Response (QR) code.
Kesepakatan tersebut diperkuat saat KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada 9---11 Mei 2 tahun ini. Setelah ujicoba pada Januari 2023, penerapan di sebagian negara ASEAN sudah dimulai Mei 2023 ini dan target September 2023 sudah menjangkau seemua negara ASEAN yang bekerjasama. Indonesia dengan Thailand bahkan sudah memulainya sejak 29 Agustus 2022 silam.
Berkat itu, kunjungan kita ke 4 negara ASEAN lain menjadi lebih mudah. Transaksi yang tadinya harus menggunakan mata uang negara bersangkutan, sekarang dapat menggunakan kode QR lintas negara. Konversi dari Rupiah ke mata uang negara yang dikunjungi dilakukan secara otomatis, begitu juga sebaliknya. Artinya, tanpa perlu menukar uang kita dapat belanja di negara ASEAN lain hanya berbekal smartphone. Â
 Â
Cara penggunaan kode QR lintas negara terbilang sangat mudah, tidak jauh berbeda seperti menggunakan kode QR di dalam negeri. Hanya butuh satu aplikasi perbankan atau jasa keuangan yang sudah terintegrasi kode QR standar Indonesia (QRIS) di smartphone kita. Jadi kita tidak perlu mengunduh aplikasi baru di luar negeri.
Berikut ini 5 langkah mudah menggunakan QR lintas negara:
1. Buka aplikasi pembayaran dan menu scan "QRIS".
2. Masukkan jumlah nominal yang harus dibayar atau ditransfer dalam mata uang negara asal, misal RM10 pada saat kita berada di Malaysia.
3. Konfirmasikan tujuan pembayaran dan nominal dalam rupiah. Nilai dalam mata uang tadi akan otomatis terkonversi menjadi rupiah sesuai kurs pada saat itu, misal dari RM10 akan otomatis menjadi Rp32.376,3 per tanggal 20 Juni 2023.
4. Masukkan PIN untuk verifikasi pembayaran. Setelah terverifikasi kita akan menerima pemberitahuan jika transaksi sudah berhasil.
5. Pembayaran dengan QRIS lintas negara selesai dilakukan.
Melihat kemudahan yang ditawarkan, penggunaan kode QR sebagai alat transaksi diprediksi akan meeningkat cepat. Walau pun belum sepenuhnya akan tereliminasi, tetapi penggunaan uang tunai diharapkan terus menurun tergantikan oleh kode QR. Secara sistem dan infrastruktur yang ada di 5 negara ASEAN, terutama di kota-kota besar, sudah sangat siap. Kuncinya tinggal sosialisasi dan edukasi.
Di Indonesia, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter terus melakukan edukasi serta mendorong masyarakat dan mitra dagang menggunakan QRIS sebagai alat transaksi. Hasilnya sampai Februari 2023 data Bank Indonesia mencatat peningkatan pengguna QRIS hampir 2 kali lipat. Dari 15,95 juta akun di akhir Desember 2021 menjadi 30,87 juta akun pada Februari 2023. Peningkatan penggunaan QRIS tersebut tentu tidak akan tercapai jika tidak diiringi kemudahan masyarakat mencari penyedia layanan. Data BI mencatat jumlah mitra dagang/merchant Indonesia yang menggunakan QRIS sebagai alat pembayaran telah mencapai angka 24,9 juta pada Februari 2023.
Pengguna dan mitra dagang tadi hingga Februari 2023 telah menggunakan QRIS untuk 121,8 juta kali transaksi dengan volume sebesar Rp12,28 Triliun. Artinya, sebesar Rp12,28 Triliun pula jumlah uang tunai yang digantikan oleh kode QRIS.
Alasan lain menjadikan kode QR sebagai pengganti uang tunai adalah kecepatan dan keamanan. Selama smartphone terhubung dengan jaringan internet, kode QR dapat digunakan untuk berbelanja di mana pun dan kapan pun, di negara ASEAN terkait. Kalau kehilangan smartphone, adanya PIN unik kode QR mencegah selain pemilik akun untuk menggunakannya sebagai alat transaksi. Sementara itu pemilik dapat mengalihkan akun ke smarphone lain. Sehingga lebih aman dibanding menyimpan uang tunai.
Seiring pertumbuhannya, penggunaan QRIS juga telah multifungsi. Tidak hanya untuk pembayaran, saat ini QRIS sudah bisa digunakan untuk tarik tunai, setor dan transfer. Meskipun terlihat sederhana karena merupakan transaksi bank biasa, bagi para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berada di sekitar negara-negara ASEAN, fitur tersebut akan sangat membantu transaksi keuangan mereka.
Pada tahun 2022 silam ada 1,67 juta pekerja Indonesia, separuh dari total 4,4 juta PMI, yang mencari nafkah di Malaysia. Sebagian bekerja sebagai buruh kasar dan asisten rumah tangga yang terbatas, atau tidak memiliki, akses ke lembaga keuangan setempat. Melalui kemudahan-kemudahan yang diberikan QRIS para pekerja migran tersebut diharapkan dapat mengakses dan mendapat manfaat maksimal dari pelayanan lembaga keuangan.
Bahkan, jika memungkinkan sebetulnya QRIS dapat diperluas untuk memberikan fitur keamanan bagi para PMI. Terutama di Malaysia, yang rentan mengalami tindak kekerasan. Yaitu dengan mewajibkan PMI untuk memiliki akun QRIS sebelum berangkat ke luar negeri dan mendaftarkan di keimigrasian Indonesia. Ketiadaan transaksi di akun QRIS, atau transaksi yang tidak wajar dari seorang pekerja migran dapat digunakan oleh petugas untuk memantau indikasi dari kondisi abnormal yang dialami pekerja yang bersangkutan.
Pemanfaatan kode QR sebagai alat transaksi lintas negara bagi negara-negara ASEAN sebetulnya hanya bagian kecil dari kerjasama ekonomi dan keuangan ASEAN. Pembayaran lintas batas yang disepakati 5 negara ASEAN mencakup kode QR, fast payment, data, RTGS, dan transaksi mata uang lokal. Artinya selain manfaat bagi individu, pembayaran bersama ASEAN memiliki pengaruh lebih besar bagi industri, ekonomi negara dan integrasi ekonomi kawasan.
Negara-negara ASEAN, dengan total Gross Domestic Product (GDP) tahun 2021 untuk 10 negara anggotanya mencapai USD3,36 trilyun, merupakan kekuatan ekonomi urutan 5 terbesar di dunia. Setelah China, US, EU, dan Jepang. Terlebih dengan keberadaan sumber daya alam yang tidak dimiliki kawasan lain dan total populasi mencapai 668 juta (8,5% populasi dunia 2021), di masa depan ASEAN diramalkan akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Â Â
Melalui sistem pembayaran bersama ASEAN, ada beberapa tujuan yang tidak dapat dicapai hanya mengandalkan kebijakan satu negara semata.
Pertama, pertumbuhan industri bersama. Meskipun secara lokasi berdekatan, mitra dagang dan industri negara-negara ASEAN sebetulnya lebih banyak dengan kawasan di luar ASEAN. Jepang, China, Australia, Amerika, dan negara-negara Eropa kerap menjadi pemasok utama bagi kebutuhan industri negara-negara ASEAN.
Salah satu alasan bagi industri ASEAN memanfaatkan produk industri negara di luar kawasan ASEAN justru bukan karena alasan industri. Melainkan kemudahan transaksi. Bertransaksi dengan negara di luar ASEAN kerapkali lebih efisien dan ekonomis karena pengaruh US Dollar sebagai alat tukar utama dunia. Mata uang negara-negara tersebut relatif lebih stabil terhadap US Dollar dibandingkan mata uang negara ASEAN.
Melalui kebijakan pembayaran bersama, transaksi antar negara ASEAN dapat langsung dikonversi ke mata uang masing-masing, tanpa melalui US Dollar. Sehingga transaksi antar industri di ASEAN lebih cepat dan lebih ekonomis. Pada gilirannya, diharapkan akan mengakselerasi kerjasama industri, menumbuhkan daya saing dan peningkatan kualitas industri negara-negara ASEAN.
Kedua, peningkatan daya tahan ekonomi kawasan dari guncangan krisis. Jika melihat sejarah, krisis 1998 yang menghantam ASEAN diawali dari krisis di Thailand. Krisis tersebut kemudian dengan cepat menular ke negara-negara tetangga, termasuk Indonesia, yang merembet pada guncangan politik.
Melalui kebijakan pembayaran bersama, ASEAN dapat menjadi satu kawasan ekonomi yang solid. Ketika terjadi krisis keuangan atau ekonomi di dunia, ASEAN dapat menghadapi bersama sebagai satu kesatuan ekonomi, bukan negara per negara. Sehingga lebih kuat dan memiliki daya tahan lebih dari gangguan ekonomi di luar kawasan ASEAN.
Ketiga, pemerataan pendapatan per kapita. Sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa ada kesenjangan pendapatan per kapita yang sangat besar di antara negara-negara ASEAN. Melalui kemudahan lalu lintas uang antar negara, negara-negara yang memiliki pendapatan per kapita tinggi diharapkan dapat menjadi konsumen dan mendorong pertumbuhan sektor pariwisata, ekonomi kreatif, dan UMKM di negara dengan pendapatan per kapita lebih rendah. Sehingga mampu menjadi katalis yang mengangkat pendapatan per kapita negara di sekitarnya.
Keberadaaan pembayaran bersama ASEAN memiliki kemiripan dengan munculnya mata uang Euro. Ketika pertama kali diperkenalkan pada 1 Januari 2000, Euro tidak memiliki bentuk fisik. Euro hanya digunakan sebagai alat transaksi antar negara Uni Eropa (EU). Barulah 3 tahun kemudian mata uang Euro dicetak, dan hingga hari ini digunakan oleh 20 negara anggota Uni Eropa, 7 negara Eropa non EU, dan beberapa negara kecil kawasan. Saat ini, Euro menjadi salah satu mata uang terkuat dan paling banyak digunakan dunia setelah US Dollar.
Jika menapaki peta jalan yang sama, pembayaran bersama akan mengintegrasikan ekonomi negara-negara ASEAN seperti halnya Uni Eropa. Maka bukan mustahil pembayaran bersama akan menjadi cikal bakal mata uang bersama ASEAN. Bagaimana pun juga tujuan pembayaran bersama ASEAN telah melewati kepentingan dan horizon negara. Sesuai lambang ASEAN, berupa sapu lidi, pembayaran bersama mengikat dan menyatukan ASEAN. Lahirnya satu mata uang dapat menjadi pemersatu yang lebih erat bagi ASEAN. Negara-negara yang bersatupadu mewujudkan cita-cita bersama didirikannya ASEAN pada 8 Agustus 1967, melintasi batas-batas ekonomi, budaya dan politik.
Bogor, 20 Juni 2023
Bahan Bacaan
1. https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_2423222.aspx
2. https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_259223.aspx
3. https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/cerita-bi/Pages/QRIS-antar-negara.aspx
4. https://dataindonesia.id/digital/detail/ada-2875-juta-pengguna-qris-di-indonesia-hingga-akhir-2022
5. https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_259323.aspx
6. https://www.bi.go.id/QRIS/default.aspx
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H