Data perkembangan UMKM di Biro Pusat Statistik (BPS) selama periode penyaluran pembiayaan UMi juga menunjukan indikasi yang menggembirakan. Dari tahun 2017 sampai dengan 2019, jumlah UMKM meningkat konstan di angka 2% per tahun sebagaimana terlihat dalam tabel. Meskipun dibutuhkan penelitian lebih mendalam untuk mengetahui pengaruh pembiayaan UMi terhadap peningkatan UMKM, indikasinya menunjukan hal yang positif.Â
Usaha yang dilakukan oleh Tatiek dan Nani, dalam bisnis makanan, tampaknya memang sederhana. Jika dilihat hanya dari tenaga kerja saja, Tatiek mempekerjakan 4 orang. Tetapi, diungkapkan oleh Tatiek, dia memiliki sekitar 50 reseller aktif untuk produk ayam ungkepnya.
Terlebih jika menganalisa rantai kegiatan ekonominya, UMKM seperti mereka telah menggerakkan perekonomian berbagai sektor. Di sisi lain ada peternak ayam, pembudidaya ikan, pedagang beras, petani rempah bumbu, minyak, pengemasan, jasa pengantaran barang, hingga penjual camilan, yang terbantu karena mereka. Fakta membuktikan, UMKM seperti Tatiek atau Nani membuka lapangan kerja lebih dari 10 kali dari yang dipekerjakan mereka.Â
Bantuan modal yang seperti UMi merupakan titil tolak bagi masyarakat untuk turut menjejak sebagai pelaku UMKM seperti Tatiek dan Nani. Bertumbuhnya jumlah UMKM melalui pembiayaan UMi sebagai katalis, diharapkan mengangkat ekonomi Indonesia, karena turut menggerakkan berbagai sektor usaha.Â
Covid-19 memang telah menghantam gerak ekonomi Indonesia, dan dunia pada umumnya. Tetapi seiring berangsur turunnya angka penderita Covid-19, dilakukannya vaksinasi massal, dan dilonggarkannya PPKM, roda ekonomi Indonesia mulai berputar di awal tahun 2022 ini.
Beberapa indikasi menunjukkan, piston utama penggerak ekonomi tahun 2022 itu adalah tangan-tangan terampil individu yang bergerak dalam wujud UMKM. Sehingga, upaya untuk mendorong UMKM melalui pembiayaan UMi sesungguhnya merupakan usaha untuk memulihkan ekonomi bangsa. Tidak berlebihan jika dikatakan UMKM adalah pahlawan ekonomi Indonesia.
Bogor, 3 Pebruari 2022
Bahan Bacaan.