Mohon tunggu...
Irpanudin .
Irpanudin . Mohon Tunggu... Petani - suka menulis apa saja

Indonesianis :) private message : knight_riddler90@yahoo.com ----------------------------------------- a real writer is a samurai, his master is truth, his katana is words. -----------------------------------------

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mengenal Produk Keuangan, Menjaga Ekonomi Negara

31 Agustus 2020   23:11 Diperbarui: 31 Agustus 2020   23:10 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tabungan merupakan salah satu investasi berresiko rendah. Bahkan sebetulnya tabungan itu multi fungsi, bisa juga jadi alat pembayaran, karena bisa diambil kapan saja. Produk lain dengan resiko rendah adalah deposito, yang baru boleh diambil setelah mengendap di bank selama periode tertentu.

Ada juga reksa dana. "Aku menyebut reksa dana adalah patungan investasi" kata kawan saya sambil tertawa. Alasannya, reksa dana merupakan dana kolektif yang dikelola oleh manajer Investasi. Manajer investasi ini yang mengatur investasi di beberapa produk investasi. Keuntungan dan resikonya dibagi secara merata kepada para investornya. Resikonya relatif rendah, tetapi keuntungannya juga tidak terlalu besar.

Reksa dana ada yang syariah juga. Sehingga kaum muslim yang ingin terhindar dari transaksi keuangan ribawi, bisa memanfaatkan produk reksadana syariah.

Dari tahun ke tahun, reksa dana juga menunjukkan perkembangan. Pada akhir tahun 2019 misalnya, BI mencatat Nilai Aktiva Bersih mencapai lebih dari Rp. 542 Miliar, 10 persen diantaranya merupakan reksa dana syariah.

Sementara itu produk keuangan investasi resiko tinggi identik dengan pasar modal atau saham. Hingga hari ini sebagian masyarakat mengidentikan saham dengan dana milyaran rupiah. 

Ada kesan orang yang sudah mampu membeli saham pastilah tajir melintir, punya ratusan juta rupiah dana menganggur. Padahal, sejak 6 Januari 2104 peraturan Bursa Efek Indonesia menetapkan satu lot saham hanya berjumlah 100 lembar. 

Jadi misalkan saham sebuah perusahaan di bursa efek berharga Rp. 150 perlembar. Maka untuk membeli 10 lot saham, kita hanya perlu menyiapkan dana Rp. 150.000,-. Cukup terjangkau bukan? Pembelian saham yang "aman" dalam jangka panjang oleh masyarakat dapat digunakan sebagai komplemen tabungan, dengan imbal balik yang lebih besar.

Produk keuangan lain dalam lingkup investasi berresiko tinggi adalah obligasi. Secara sederhana obligasi adalah surat utang. Penerbitnya bisa pemerintah atau negara, bisa perusahaan swasta yang sudah memenuhi syarat-syarat tertentu.

Pembelian obligasi pun tidak terlalu rumit dan membutuhkan dana besar. SBR007 yang dilepas pada Juli tahun 2019 lalu misalnya dapat dibeli dengan dana minimum Rp. 1 juta dan maksimum Rp. 3 Milyar. Penawarannya dilakukan selama 14 hari, dibuka 11 Juli 2019 dan ditutup 25 Juli 2019.

Obligasi memberikan jangka waktu yang panjang, minimal 5 tahun. Sebelum investor mendapat imbal balik dengan nilai keuntungan tertentu.

"Investasi keuangan lain bisa dilakukan di pinjaman peer to peer, fintech, bahkan beberapa aplikasi uang elektronik sekarang menawarkan investasi emas dan reksa dana. Tapi membahas itu bisa panjang." Tutup kawan saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun