Mohon tunggu...
Irpanudin .
Irpanudin . Mohon Tunggu... Petani - suka menulis apa saja

Indonesianis :) private message : knight_riddler90@yahoo.com ----------------------------------------- a real writer is a samurai, his master is truth, his katana is words. -----------------------------------------

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Evolusi BTN dan Jejak Sejarah Sebuah Keluarga

16 Februari 2019   03:11 Diperbarui: 16 Februari 2019   03:48 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
logo BTN (gambar: btn.co.id)

69 tahun. Di usia itu, kalau manusia sudah menjadi kakek atau nenek, yang menikmati hidup bersama anak-anak, cucu, dan mungkin cicitnya.

Tapi bagi sebuah lembaga perbankan, terutama di era sekarang, bank dituntut untuk selalu menjadi muda. Muda dengan tenaga yang berlipat ganda, muda dengan ide, dan muda dengan kelincahan untuk beradaptasi terhadap teknologi dan perubahan. Itulah yang juga tengah menjadi tantangan Bank Tabungan Negara (BTN) di usianya yang ke 69.

Cerita di keluarga kami, dahulu untuk pembiayaan memiliki rumah pertamanya setelah beberapa bulan melangsungkan pernikahan, orang tua kami menggunakan jasa BTN. Saat pindah ke rumah barunya, ibu sedang mengandung kakak saya yang pertama. Jadi lengkaplah kebahagiaan orang tua kami saat itu.

Walau pun penghasilan ayah tidak seberapa, orang tua kami sangat bersyukur diberikan kemudahan memiliki rumah dengan bantuan BTN. Ya, saat itu hanya BTN bank yang memberikan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), sehingga KPR identik dengan BTN. Bahkan KPR merupakan istilah yang dicetuskan Bapak Asmuadji, Direktur BTN (1988-1994) pada tahun 1976. Istilah yang kemudian melekat dan identik dengan BTN, sebelum program KPR diadopsi oleh seluruh bank lain.

Lanskap bisnis perbankan saat ini telah berubah dibandingkan setengah abad silam. Di era bisnis perbankan modern yang menuntut pelayanan prima dan terintegrasi, BTN terus meningkatkan jangkauan dan kualitas layanannya.

Secara umum pelayanan BTN dibagi menjadi dua, yaitu pelayanan untuk perseorangan dan bisnis. Saya masih mengingat bagaimana kakak saya mengikuti jejak orang tua dengan menjadi nasabah BTN, tetapi bukan untuk membeli rumah melainkan untuk membiayai pengembangan usahanya.

"Apa alasan kakak memilih pinjaman BTN, kan banyak bank lain yang lebih bonafid?" tanya saya mengantar kakak untuk menyetorkan payroll gaji karyawannya. Saat itu saya masih kuliah ekonomi di salah satu perguruan tinggi, jadi cukup tertarik dengan perbandingan jasa pelayanan perbankan.

Kakak menjawabnya sambil tersenyum "Pertimbangannya banyak dik, dari persyaratannya yang relatif ringan dibandingkan bank lain, penarikan pinjaman yang fleksibel, kemudahan dan cepat prosesnya, suku bunga yang kompetitif, variasi nilai pinjamannya, pinjaman yang disesuaikan karakteristik usaha nasabah, serta yang paling penting kepercayaan yang sudah terbangun puluhan tahun".

"Loh,... kakak nyambi jadi sales pinjaman BTN juga toh?" kata saya, disambut gelak tawa kakak.

Buat sobat milenieal yang passion-nya jadi wirausahawan, BTN memberikan banyak pilihan pembiayaan untuk usaha produktif loh. Saya menjadi saksi bagaimana kakak memulai usahanya lalu memperluas usahanya, dan menambah usahanya. Sekarang karena beliau tergolong pengusaha yang cukup sukses, tentunya sudah termasuk nasabah BTN priority, yang memperoleh pelayanan istimewa dan eksklusif dari BTN.

Sedikit cerita ya, dulu atas amanah ibu kakak sering mengirimkan sebagian penghasilannya untuk keluarga kakek yang tinggal di desa. Padahal saat itu desa leluhur kami terpencil, jauh dari kota. Untung jarak Kantor Pos terdekat saat itu cuma 2 km dari rumah kakek, sehingga kakak tidak terlalu kesulitan untuk mengirimkan uang kalau kakek membutuhkan agak cepat.

Oh iya, sebagai informasi BTN satu-satunya bank yang bekerjasama dengan Kantor Pos dalam pelayanan nasabahnya. Dengan Tabungan BTN Batara, kita tidak hanya dapat melakukan penyetoran dan penarikan di outlet BTN dan ATM, tapi juga di Kantor Pos.

gedung postpaarbank zaman belanda (gambar: wikipedia)
gedung postpaarbank zaman belanda (gambar: wikipedia)
Kenapa Kantor Pos? Karena menurut sejarah, dahulu cikal bakal BTN adalah Postspaarbank atau Bank Kantor Pos. Sebuah bank yang didirikan oleh Belanda pada tahun 1897, lalu diubah oleh Jepang menjadi Chokin Kyoku pada tahun 1942-1945. Saat diambilalih oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950, yang diperingati sebagai hari jadi BTN, BTN diberi nama Bank Tabungan Pos. Barulah pada tahun 1963 diubah lagi menjadi Bank Tabungan Negara.

Jadi sejarah BTN itu panjang sekali loh. Sudah lebih dari satu abad dan turut mewarnai catatan perjuangan bangsa.

Bagaimana dengan saya? Tidak seperti kakak saya yang tahan banting dan memiliki jiwa wira usaha, saya hanya menjadi karyawan. Tapi dengan itu pun saya menikmati banyak kemudahan dan bantuan dari BTN.

Sebagai generasi milenial, saya sangat menikmati fasilitas belanja praktis dan kemudahan travelling yang disediakan oleh BTN dan kartu kreditnya. Jadi tidak pernah merasa khawatir kehabisan uang di jalan. Sebagai generasi milenial, belanja dan jalan-jalan mengunjungi berbagai tempat eksotik itu sudah jadi semacam kewajiban.

Kalau saat travelling harus bayar tagihan di rumah juga tidak perlu gelisah, karena pembayaran tagihan-tagihan, pembelian token listrik, sampai mengisi pulsa, bisa dilakukan melalui internet banking dan SMS banking. Bahkan sekarang pelayanan BTN sudah ada applikasi mobile-nya loh, sehingga kita lebih dimudahkan lagi. Artinya BTN tidak main-main menggarap bidang teknologi. Karena dengan meluncurkan fasilitas applikasi mobile untuk smarphone, berarti BTN sudah percaya diri dengan sistem keamanan digital yang dimilikinya. Tercatat BTN menjalin kerjasama dengan perusahaan tekknologi terkemuka sekelas Telkom dan IBM dalam memperkuat kinerja IT-nya. Waaaah,.... makin getol belanja dan jalan-jalan saja saya.

kerjasama btn-telkom ( gambar: neraca.co.id )
kerjasama btn-telkom ( gambar: neraca.co.id )
Tapi masa-masa belanja itu sudah berlalu ya. Menjelang pernikahan, prioritas keuangan saya menjadi berbeda. "Stop belanja! Stop jalan-jalan! Sementara berhemat dulu buat biaya resepsi!" Ultimatum mantan pacar saat itu. Saya mengkeret di pojokan, tidak berdaya. Mending nurut deh, daripada gagal nikah.

Jangan salah ya, nikah pun bisa dibantu BTN loh. Melalui produk tabungan BTN Siap, BTN membantu nasabahnya untuk merencanakan dan mewujudkan sebuah rencana kehidupan. Termasuk urusan menikah itu tadi.

Setelah berkeluarga, saya dan istri memanfaatkan bantuan BTN untuk perencanaan keuangan masa tua kami melalui Tabungan Pensiunan.

Masih muda kok sudah memikirkan pensiun?

Loh, untuk karyawan seperti saya memikirkan saat sudah tidak produktif itu penting loh. Jangan sampai menyesal kemudian hari, saat tubuh lemah tak berdaya. Pemikiran generasi milenial mesti jauh ke depan, dan BTN membantu saya dan keluarga untuk mengatur masa pensiun. Biarpun masa pensiun itu masih lama sih.

Meskipun BTN telah ber-evolusi sedemikian rupa, tapi dengan pengalaman puluhan tahun membantu menyempurnakan kebahagiaan pasangan muda memiliki rumah pertama mereka, seperti ayah dan ibu kami, BTN tetap setia dengan bisnis pemilikan rumahnya.

Tidak mengherankan, karena kalau diperhatikan baik-baik lambang BTN adalah sebuah rumah. KPR sebagai bidang bisnis yang membesarkan BTN pastinya akan tetap dipertahankan untuk menjadi nukleus bisnis BTN. Bahkan jasa pembangunan hunian idaman yang ditawarkan oleh BTN bagi masyarakat, menurut pandangan saya adalah yang terlengkap.

Kalau bank-bank lain hanya menawarkan KPR untuk rumah, apartemen, atau rumah toko, rentang pelayanan untuk membangun rumah idaman dari BTN lebih variatif. Nasabah ditawarkan KPR dari mulai pembelian lahan dahulu, pembelian rumah kedua, hunian bekas, pembelian hunian subsidi, hunian untuk BPJS dan PNS, hingga pembiayaan renovasi rumah yang jarang dibiayai oleh bank lain, dapat dibantu oleh BTN.

Pengalaman dan jejaring kerjasama BTN dengan berbagai pengembang perumahan memudahkan nasabah untuk memilih rumah yang sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan seleranya, dengan harga bersaing. Bahkan Presiden Joko Widodo mempercayakan BTN untuk membantu menyukseskan program rumah subsidi untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Presiden Joko Widodo menggandeng BTN untuk progamnya (gambar: presidenri.go.id)
Presiden Joko Widodo menggandeng BTN untuk progamnya (gambar: presidenri.go.id)
Maka mengikuti jejak orang tua dan kakak-kakak yang lebih dulu memiliki rumah dengan memanfaatkan fasilitas KPR/BTN, saya pun membangun rumah idaman dengan bantuan BTN.

Mungkin satu-satunya minus yang saya lihat dari BTN adalah kurang memaksimalkan sinergi dengan Kantor Pos. Dengan pertumbuhan bisnis online dan jasa pengiriman barang yang meraksasa, Kantor Pos dan BTN terlihat adem-adem saja. Saya berandai-andai BTN dan Kantor Pos mampu membuat terobosan dan inovasi dengan memperkuat sinergi lembaga keuangan dengan lembaga jasa pengiriman, yang jaringannya telah menjangkau seluruh Indonesia hingga ke pelosok. BTN-Kantor pos bisa saja menjadi pemimpin untuk ceruk pasar untuk jasa keuangan dan pengiriman belanja online.

Tetapi melihat jejak rekam BTN hingga usia ke-69 ini, perkembangan BTN dan peningkatan pelayanannya tetap layak diberi apresiasi tertinggi. Melalui motto "Sahabat Keluarga Indonesia" BTN telah ber-evolusi dari sekedar "bank perumahan" menjadi bank yang memberikan pelayanan terbaik untuk keluarga Indonesia. Jasa dan produk yang ditawarkan BTN semakin berragam serta "consumer driven market", sangat adaptatif dalam  menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen, terutama untuk generasi milenial.

Bogor, 16 Februari 2019

sumber bacaan:

1. BTN menggandeng IBM dan Telkom 

2. Situs resmi BTN

3. BTN Wikipedia

4. KPR dirancang BTN

5. Kerjasama BTN-Telkom

6. Program Presiden RI dan BTN

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun