Candaan tentang ilmu filsafat seperti itu terjadi dulu sekali.
Saat ini mulut dingin (satu rumpun dengan tangan dingin) seorang Rocky Gerung telah menempatkan ilmu filsafat dalam posisi yang tinggi.
Kontes-kontes menyanyi yang beberapa waktu silam mendominasi layar kaca, tenggelam oleh pemaparan pendapat Rocky terhadap berbagai permasalahan.
Walaupun suaranya tidak semerdu Rossa, nyanyian Rocky dinanti di layar kaca.
Grup-grup penggemar Rocky bermunculan bak jamur di musim hujan.
Tayangan youtube Rocky dilihat jutaan orang, melampaui lagu-lagu boyband.
Di media sosial kata-kata dan logika Rocky diteruskan oleh jari setiap penggemarnya.
Olah pikir dan olah kata Rocky telah menempatkan filsafat menjadi mercusuar.
Apakah Rocky juga berpengaruh nyata terhadap peningkatan minat untuk masuk jurusan filsafat? Tentang ini perlu kajian ilmiah mendalam, yang pasti kunjungan dan kuliah umum Rocky di setiap kampus selalu dipenuh-sesaki mahasiswa/wi.
Berkat Rocky popularitas filsafat di negara yang masyarakatnya malas berpikir, menanjak signifikan.
Rocky sebagai imitasi Foucault