Mohon tunggu...
Irpanudin .
Irpanudin . Mohon Tunggu... Petani - suka menulis apa saja

Indonesianis :) private message : knight_riddler90@yahoo.com ----------------------------------------- a real writer is a samurai, his master is truth, his katana is words. -----------------------------------------

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Rocky Gerung, Simponi Imitasi Foucault

29 Januari 2019   04:41 Diperbarui: 29 Januari 2019   10:41 2147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: psicolog.org)

"Siapa Rocky Gerung?"

Orang akan mengerutkan kening, dan balik bertanya, kalau ditanyakan tentang Rocky.

Misal jika dibandingkan dengan popularitas Ahmad Dhani, Ahok, Luthfi Hasan, atau artis lokal semacam Diana Sastra dari Cirebon, nama Rocky Gerung tidak ada apa-apanya. Bisa dikatakan, tidak ada orang kenal Rocky.

Tapi itu dulu ya, sebelum dia tampil di acara bincang politik sebuah stasiun televisi.

Berkat keahliannya berretorika dan memainkan logika, popularitas Rocky bagaikan menunggangi Apollo 11 yang membawa namanya meroket ke Bulan.

Tiba-tiba Rocky menjadi selebriti. 

Bukan selebriti sembarangan. Setelah selebgram dan selebtube, yang menjadi tonggak neoselebriti di era medsos, Rocky adalah standar baru di dunia selebriti Indonesia dengan status Selebriti Intelektual.

Seorang akademisi, profesor di sebuah perguruan tinggi elit, orang pintar yang meraih popularitas tertinggi di negara ini dengan keenceran otaknya.

Padahal bidang ilmu yang didalami Rocky tergolong minim peminat.

Saya ingat saat duduk di akhir kelas 3 di sekolah menengah atas, teman-teman sering bercanda dengan pertanyaan "UMPTN mau ambil jurusan apa?". Jawabannya: "Filsafat informatika" atau "Filsafat elektro" atau "Filsafat komputer", sambil tertawa.

Maksudnya, memilih filsafat supaya mudah masuk perguruan tinggi negeri karena yang mendaftar hanya 5 orang dari 30 kursi yang tersedia, alias sepi peminat. Kenyataannya, ilmu keteknikan yang menjanjikan pekerjaan dan masa depan lebih baiklah yang menjadi pilihan teman-teman saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun