Mohon tunggu...
Irpanudin .
Irpanudin . Mohon Tunggu... Petani - suka menulis apa saja

Indonesianis :) private message : knight_riddler90@yahoo.com ----------------------------------------- a real writer is a samurai, his master is truth, his katana is words. -----------------------------------------

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Islam dan Pancasila dalam Sistem Biner Ustaz Ba'asyir

25 Januari 2019   04:10 Diperbarui: 27 Januari 2019   13:22 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Di dunia ini hanya ada 10 tipe manusia: tipe pertama, mereka yang hanya mengenal bilangan biner, sisanya orang yang tidak tahu sistem biner" (Katasaya)

Ust. Baasyir konon menolak sumpah setia kepada Negara Republik Indonesia dan falsafah negara Pancasila sebagai syarat pembebasannya. Sumpah setia Ust. Baasyir hanya untuk Islam, bagi Ust. Baasyir pandangan selain dari Al-Quran dan Al-Hadits adalah taghut. Bagi Ust. Baasyir Islam dan Pancasila merupakan dua kutub yang berseberangan, bisa jadi terlihat seperti angka biner.

Terlepas dari benar dan salahnya ust. Baasyir dari sudut hukum, saya tidak dalam posisi atau memiliki hak untuk menghakimi Ust. Baasyir. Tapi satu hal yang tumbuh menjadi pertanyaan dalam diri saya pribadi: Benarkah Pancasila bertentangan dengan Islam? Sampai ada pihak yang menyatakan bahwa kesetiaan kepada negara berdasarkan Pancasila merupakan dosa besar.

Sebagian (besar) ulama kontemporer di negara ini tidak sependapat dengan Ust. Baasyir, dengan menunjukkan nilai-nilai Pancasila justru merupakan nilai-nilai Islam. Kelima sila pancasila sesungguhnya termaktub dalam Quran. Menjadikan Pancasila seolah sebagai lawan Islam, Quran dan syariat, dinilai sebagai pemikiran yang tidak tepat.

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa jelas merupakan perwujudan dari kalimah tauhid. Salah satunya surat favorit para imam sholat, Al-Ikhlas, merupakan surat yang di dalam ayat-ayatnya terkandung isi dari sila ini.

Sementara sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab memiliki tiga kata kunci yaitu: kemanusiaan, keadilan dan adab (akhlak). Ketiganya justru merupakan inti dari Quran, dan pesan utama yang dibawa ajaran Rasulullah SAW. Salah satunya QS. Al-Hujurat (49) ayat 9 yang berbunyi: Dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Bahkan dikatakan dalam sebuah hadits, bahwa tidaklah Rasulullah diutus ke muka bumi melainkan untuk menyempurnakan akhlak manusia, baik akhlak terhadap Tuhannya, akhlak terhadap lingkungan, dan (yang digarisbawahi) akhlak terhadap sesama manusia.

Sama halnya dengan Sila Persatuan Indonesia. Dalam QS Ali Imran(3) ayat 103, dinyatakan perintah Allah SWT kepada manusia untuk menjaga persatuan dan menjaga persaudaraan. Termasuk di antara ini tentunya persatuan dan persaudaraan sebangsa, untuk bekerjasama membangun negara dan mencapai tujuan bersama.

Sila ke-empat "kepemimpinan melalui musyawarah dengan hikmat dan kebijaksanaan" yang mengandung tiga kata kunci: Musyawarah, Hikmah, dan Kebijaksanaan, merupakan solusi untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan pandangan yang menjadi keniscayaan dalam hidup bermasyarakat.

Bermusyawarah, berembug, berdialog dengan mengedepankan nilai-nilai kebaikan dan kepentingan bersama, itulah maknaya. Inti sila ke-4 ini sejalan dengan Quran Al-Syura (42): 38, yang memerintahkan manusia untuk memutuskan berbagai persoalan kehidupannya dengan mengedepankan musyawarah.

Terakhir sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia menjadi dasar bagi negara untuk melakukan pemerataan ekonomi masyarakat, mengajak orang kaya untuk berbagi dan mengangkat mereka yang lemah secara ekonomi. Ini malahan merupakan bagian dari rukun Islam dalam rukun zakat. Perintah untuk berbagi dengan sesama dan memajukan kesejahteraan umum, tidak bisa dipungkiri juga merupakan inti dari ajaran Islam di bidang ekonomi.

Ketika ada kalangan yang menolak Pancasila dengan alasan bahwa Pancasila merupakan taghut, ini sebuah paradox yang membingungkan. Karena nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sesungguhnya juga nilai-nilai yang ada dalam Qur'an, di bagian mana yang bertentangan? Kurang dan salahnya pancasila ada pada manusia dan tataran penerapannya, bahkan Qur'an juga mengalami distorsi semacam itu karena ada orang yang menafsirkan Quran sebagai pembenar untuk meledakkan bom secara serampangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun