Mohon tunggu...
Irpanudin .
Irpanudin . Mohon Tunggu... Petani - suka menulis apa saja

Indonesianis :) private message : knight_riddler90@yahoo.com ----------------------------------------- a real writer is a samurai, his master is truth, his katana is words. -----------------------------------------

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jalan Panjang Dinanti, Menuju Cashless Society

10 Juni 2015   08:29 Diperbarui: 2 Juli 2015   12:39 1729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Non tunai membantu melindungi kedaulatan negara. Pernah kita dengar salah satu sebab memudarnya nasionalisme di perbatasan wilayah NKRI adalah penggunaan mata uang negeri jiran dalam keseharian penduduk perbatasan. Tentunya selain membangun infrastruktur kehidupan yang lebih baik, mendorong penggunaan cashless di daerah perbatasan guna mengatasi kelangkaan uang tunai diharapkan akan menjadi pengikat  nasionalisme sekaligus penjaga kedaulatan negara yang kita cintai.

Non tunai mendorong terselenggaranya pelayanan publik yang lebih baik dan penyaluran bantuan sosial yang tepat sasaran. Sebagian kita merasakan beberapa pelayanan publik di negara kita seperti pembayaran pajak, pelayanan di kantor pemerintah hingga pembuatan Kartu Tanda Penduduk seringkali diiringi biaya yang tidak transparan. Yang memprihatinkan, sebagian bantuan sosial yang disalurkan pemerintah kerap tidak sampai ke tangan yang berhak karena moralitas hazard. Melalui sarana pembayaran non tunai yang terdokumentasi rapi dan mudah dilacak, diharapkan penyimpangan keuangan untuk pelayanan publik dan bantuan sosial dapat dicegah.

Usaha untuk menjadikan non tunai sebagai alat meningkatkan pelayanan publik pun telah coba diwujudkan dalam langkah nyata. Sebagai contoh, pada Februari tahun ini BI, Kemenaker, Otoritas Jasa Keuangan dan BNP2TKI menandatangani nota kesepahaman bersama menggunakan alat pembayaran non tunai untuk pelayanan Tenaga Kerja Indonesia. Nota tersebut dibuat antara lain agar TKI lebih terlindungi, mengurangi pungli dan membantu kemudahan birokrasi bagi para pahlawan devisa tersebut.

 [caption="Infografis Cashless Society (gambar dari: http://edition.cnn.com/2014/07/02/business/is-a-cashless-society-on-the-cards/index.html )"]

[/caption]

Infografis Cashless Society (gambar dari: http://edition.cnn.com/2014/07/02/business/is-a-cashless-society-on-the-cards/index.html )

Keuntungan Cashless Bagi Dunia Usaha

The Best decision we ever made is accepting cards. Our Sales Increased by 50 percents” ( Carlos Gabriel Mirque - Pengusaha )

Sementara itu bagi pelaku bisnis (dunia usaha), cashless juga menawarkan banyak keuntungan yang sulit untuk diabaikan. Diantaranya:

Percepatan pertumbuhan bisnis dan lancarnya cashflow (aliran dana) perusahaan. Dengan pembayaran yang terjadi dalam hitungan detik, transaksi perdagangan bisa dilakukan antar kota, antar pulau, bahkan beberapa jasa pembayaran seperti paypal bersifat lintas negara. Bagi pelaku usaha, kecepatan tersebut menjanjikan kelancaran aliran dana, baik untuk pembayaran mau pun penerimaan, yang akan berakibat langsung pada kecepatan pertumbuhan bisnis.

Terbukanya bisnis-bisnis baru. Hari ini perusahaan multinasional seperti Apple dan Samsung bersaing menawarkan jasa pembayaran mobile berbasis telepon genggam produksi mereka. Sementara di kalangan komunitas usaha online tanah air, dikenal istilah “rekening bersama” yang menawarkan fasilitasi pembayaran untuk transaksi online yang aman. Berkembangnya non tunai sebagai alat pembayaran telah menciptakan bisnis yang sebelumnya tidak pernah dikenal umat manusia, baik itu berupa jasa pembayaran, produk teknologi, mau pun perdagangan online.

Efisiensi. Kita sering mendengar istilah “tukar receh” ketika toko tidak memiliki kembalian. Tahukah anda? Setiap hari-nya transaksi tunai toll, kereta, jasa parkir, dan perdagangan ritel di wilayah sekitar Jakarta saja harus menyediakan uang kembalian lebih dari 2 milyar rupiah. Nilai itu tentunya tidak bisa diatasi sekedar dengan “tukar receh” satu kali, bayangkan ada berapa truk uang yang setiap harinya harus didistribusikan untuk “tukar receh”? Bagi perdagangan ritel, ketiadaan uang kecil untuk kembalian seringkali menimbulkan keluhan pembeli yang berpengaruh pada kepercayaan pelanggan dan omset penjualan. Penggantian uang kembalian dengan barang seperti permen tidak menyelesaikan persoalan karena pembeli merasa dipaksa membeli sesuatu, padahal permasalahan yang sesungguhnya adalah sulit dan repotnya menukar uang kembalian. Itu juga berlaku sebaliknya ketika suatu badan usaha kelebihan uang receh, bank akan bermasalah jika harus menerima uang receh dalam jumlah sangat besar. Sehingga jika transaksi non tunai menggunakan uang elektronik berhasil ditingkatkan secara maksimal, tidak hanya sejumlah uang yang berhasil dihemat, tetapi efisiensi tenaga, waktu, dan manajemen akan meningkat pesat.

Keamanan. Bagi perdagangan ritel dan perbankan, penggunaan non tunai juga dapat meminimalisasir kerugian akibat pencurian dan perampokan. Sebagai contoh, situs berita Thelocal menulis sebuah kejadian di swedia pada tahun 2013 lalu, seorang perampok di Swedia diberitakan terpaksa meninggalkan sebuah bank tanpa hasil karena bank tersebut yang hanya melayani keuangan non tunai. Jika seluruh uang yang ada di bank tadi dalam bentuk digital, apa yang bisa dibawa perampok?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun