Mohon tunggu...
Deamonty Sporty
Deamonty Sporty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030139

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Denial Syndrome, Kebiasaan Menyangkal Kenyataan yang Tidak Sehat untuk Mental

31 Mei 2022   12:36 Diperbarui: 31 Mei 2022   12:45 1204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Denial Syndrome sangat mudah dikenali di sekitar kita bahkan diri kita sendiri bisa juga sudah pernah melakukan denial itu sendiri, bagaimana sih cara kita mengenali tanda seseorang yang mengalami denial syndrome tersebut, mari simak penjelasan berikut.

Tanda seseorang mengalami denial syndrome yang pertama yaitu menolak untuk membicarakan masalah yang dihadapi. Contohnya di suatu perkumpulan ada anak yang berasal dari keluarga yang tidak utuh, jika orang tersebut ditanya tentang bagaimana keadaan keluarganya maka orang tersebut akan langsung menolak untuk membicarakan hal tersebut.

Tanda yang kedua yaitu mencari cara terus-menerus untuk membenarkan perilakunya. Contohnya saat seseorang yang melakukan tindakan salah dan dimintai oleh orang lain penjelasan atas tindakannya tersebut maka orang yang melakukan denial akan terus-terusan mencari alas an untuk membenarkan tindakannya tersebut walau memang tindakan tersebut salah.

Lanjut ke tanda yang berikutnya ada membohongi atau mengabaikan perasaann seseorang itu sendiri. Jika seseorang mengabaikan masalah yang dialaminya baik dari keluarga, percintaan, pekerjaan, dan lain-lain lalu orang tersebut benar-benar mengabaikan perasaan tidak enak yang dialaminya dan terus terlihat bahagia di depan orang lain, maka seseorang tersebut telah mengalami denial syndrome.

Tanda seseorang mengalami denial syndrome ada juga yang menyalahkan orang lain atas masalah yang dihadapi, bertahan dalam suatu perilaku meskipun ada konsekuensi negative, dan menghindari untuk memikirkan masalah. Selain tanda-tanda yang sudah dijelaskan diatas, anda mungkun merasa putus asa atau tidak berdaya. Pada tingkat tertentu, anda tahu ada masalah yang perlu ditangani, tetapi anda merasa bahwa tidak ada yang bisa anda lakukan atau katakana yang akan membuat perbedaan.

Lalu ketika orang lain mencoba menawarkan nasihat atau bantuan, anda mungkin mengabaikan kekehawatiran mereka dengan berpura-pura setuju atau menyuruh mereka untuk mengurusi urusan mereka sendiri.

Jika anda termasuk dalam orang yang melakukan denial syndrome dan ingin menghentikannya, bagaimana sih cara mengatasi denial syndrome.

  • Luangkan waktu untuk memikirkan apa yang sebenernya terjadi
  • Beri diri sendiri ruang untuk memahami perasaan dan ketakutan yang dirasakan
  • Pikirkan tentang apa yang mungkin terjadi kalau terus menerus hidup dalam penyangkalan
  • Tuliskan pikiran dan perasaan sejujurnya
  • Bicarakan dengan seseorang masalah atau ketakutan yang anda alami, ini akan mengurangi beban yang anda pikul sendiri
  • Carilah bantuan professional dalam bidangnya

Jika seseorang yang kamu sayangi sedang menyangkal suatu masalah, fokuslah untuk menjadi suportif, bersedua untuk mendengarkan apa kekhawatirannya atau menawarkan diri menemaninya untuk mencari bantuan professional.

Atau malah jika diri kamu sendiri yang menyangkal masalah atau denial terhadap kecemasan-kecemasan yang terjadi dalam hidup anda, semoga artikel ini bisa bermanfaat dan bisa menghilangkan denial syndrome yang ada pada diri kalian terlepas dari baik atau buruknya denial syndrome itu sendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun