Mohon tunggu...
De Alif
De Alif Mohon Tunggu... -

saya seorang mahasiswa yang sedang mencari jati diri, saya masih bodoh, saya masih perlu pelajaran yang banyak.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Eidelweis dan dia?

18 Februari 2013   08:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:07 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau hidup sepanjang masa, seperti cinta kami..

kau hiasi lereng dan lembah mandala wangi,

tempat kami bertemupun kau selimuti (surya kencana)..

sehingga aku hangat saat angin rimba datang

kau sambut kami saat kami tiba dengan mesra,

kiri, kanan dan pandangan kedepan hanya ada engkau..


begitulah ceritaku pada cucuku,

jalur menuju padamu kini hanya ditumbuhi sampah, hanya sampah yang tumbuh.

aku mendaki tanpanya sekarang..

dahulu sebayaku mendaki jauh - jauh hanya untuk melihatmu,

menyentuh dan mencium baumu..

kini kulihat tujuan mereka berbeda,

generasmu ingin memilikimu dan menjadikan mu simbol pemuas nafsu,

simbol yang mereka katakan cinta.


aku tahu kau sedih sekarang, sakit ya rasanya dicabut dan dipisahkan dari teman-temanmu..

akupun merasakan yang kau rasakan,

aku rindu padamu, aku rindu pada dirinya. aku rindu kita bersama.

aku, kau (edelweis) dan dirinya(alm.C).


inisial D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun