Reaksi Publik Terhadap Isu Ini
Publik Indonesia sendiri memberikan reaksi yang campur aduk. Di satu sisi, ada yang termakan hoaks ini, sehingga memunculkan komentar negatif di media sosial. Di sisi lain, ada juga masyarakat yang lebih kritis dan menyadari adanya disinformasi. Para aktivis, jurnalis, dan organisasi masyarakat sipil berusaha meluruskan isu ini dengan menyebarkan informasi yang lebih akurat tentang kondisi pengungsi Rohingya dan bagaimana mereka sebenarnya tidak mengancam stabilitas negara.
Pemerintah Indonesia juga mulai mengambil tindakan dengan mengidentifikasi akun-akun penyebar hoaks. Misalnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Polri telah melakukan investigasi untuk melacak dan menghapus konten provokatif ini, bahkan beberapa orang yang terlibat telah diperiksa.
Kasus provokasi ini jadi pelajaran penting bagi kita semua. Isu-isu berbasis etnis atau agama memang seringkali rentan dimanfaatkan untuk menciptakan konflik. Makanya, penting bagi kita sebagai pengguna media sosial untuk lebih bijak dan teliti sebelum mempercayai atau membagikan informasi. Kalau kita tidak berhati-hati, disinformasi bisa merusak keharmonisan yang selama ini kita bangun bersama.
Referensi:
- https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20231213143141-192-1036779/siapa-yang-pertama-menyebar-narasi-kebencian-soal-rohingya-di-aceh
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20231229133559-12-1043138/koordinator-mahasiswa-usir-paksa-rohingya-sempat-napi-kasus-narkoba
- https://www.bbc.com/indonesia/articles/cl7pyd45420o "Rohingya Ditolak: 'Rohingya di Sidoarjo', 'Rohingya minta tanah', 'Menlu Retno usir Rohingya' -- Bagaimana narasi kebencian dan hoaks bekerja menyudutkan etnis Rohingya?"