Mohon tunggu...
Dea Khaza Kharima
Dea Khaza Kharima Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi yang sedang mencari kesibukan lebih😳

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etnis Rohingya: Korban Provokasi di Media Sosial

26 Oktober 2024   19:58 Diperbarui: 28 Oktober 2024   20:38 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: CNN Indonesia/Dani Randi) artikel CNN Indonesia "Siapa yang Pertama Menyebar Narasi Kebencian soal Rohingya di Aceh?" 

Pada awal tahun 2024, Indonesia sempat ramai dengan isu provokasi terhadap etnis Rohingya. Isu ini muncul di media sosial seperti TikTok, Facebook, dan Twitter, dengan banyak narasi negatif yang membuat masyarakat jadi khawatir. Isi dari pesan-pesan ini menuduh etnis Rohingya sebagai ancaman bagi keamanan Indonesia, bahkan sampai mengaitkannya dengan tindak kriminal atau aktivitas terorisme. Ternyata, informasi tersebut terbukti hanya rumor atau disinformasi. Yuk simak artikel ini!

Awal Mula dan Penyebab Isu Provokasi Terhadap Etnis Rohingya

Awal dari provokasi ini sebenarnya berkaitan dengan meningkatnya jumlah pengungsi Rohingya yang masuk ke wilayah Indonesia. Mereka adalah kelompok minoritas Muslim yang terusir dari Myanmar karena konflik. Nah, karena meningkatnya jumlah mereka di Indonesia, beberapa pihak mulai menyebarkan narasi yang mengaitkan mereka dengan masalah keamanan. Diduga, pihak-pihak tertentu sengaja menyebarkan info negatif ini untuk menciptakan ketakutan dan membangun pandangan buruk terhadap Rohingya di mata publik.

Siapa Pelaku di Balik Provokasi?

Menurut CNN, akun yang paling vokal dalam isu negatif mengenai etnis Rohingya, yakni @hamzali_abradinezad di Instagram dan @allinezad di Tiktok. PBB mengklaim sudah melaporkan akun ini ke pihak Meta dan perwakilan TikTok di Indonesia, beberapa pelaku provokasi lainnya memakai akun palsu atau anonim di media sosial. Mereka biasanya menyebarkan konten provokatif dengan menggunakan foto atau video yang diambil dari kejadian lain, lalu dikaitkan dengan etnis Rohingya. Beberapa di antaranya juga memanfaatkan berita lama atau informasi palsu yang kemudian disebar kembali dengan narasi baru.

Akibat Provokasi

Sebagai hasil dari narasi negatif ini, muncul aksi-aksi penolakan bahkan pengusiran terhadap pengungsi Rohingya di Aceh. Beberapa aksi protes menolak keberadaan pengungsi Rohingya terjadi, yang menggambarkan penolakan ini sebagai bentuk "perlindungan" terhadap masyarakat lokal dari masalah sosial yang diduga dibawa pengungsi. Provokasi ini juga memicu kebencian etnis yang sebelumnya tidak signifikan di kalangan masyarakat Indonesia. Berikut suasana tempat pengunsian rohingnya setelah pengusiran oleh mahasiswa Aceh https://youtu.be/SyOXbBI06ws?si=kEe7kYJ7kXMoWmTz

(CNN Indonesia/Dani Randi) artikel CNN Indonesia
(CNN Indonesia/Dani Randi) artikel CNN Indonesia "Koordinator Mahasiswa Usir Paksa Rohingya Sempat Napi Kasus Narkoba"

Kebenaran di Balik Provokasi

Setelah dicek kebenarannya, banyak dari klaim tersebut ternyata hoaks atau hanya rumor. Beberapa video dan gambar yang dikaitkan dengan Rohingya ternyata diambil dari lokasi lain atau kejadian berbeda, jadi sama sekali nggak terkait gengs. Menurut organisasi HAM dan lembaga pemerhati pengungsi di Indonesia, tuduhan keterlibatan Rohingya dalam aktivitas kriminal atau terorisme tidak memiliki bukti yang jelas. Kebanyakan dari mereka adalah pengungsi yang justru mencari perlindungan dan bantuan di Indonesia.

Reaksi Publik Terhadap Isu Ini

Publik Indonesia sendiri memberikan reaksi yang campur aduk. Di satu sisi, ada yang termakan hoaks ini, sehingga memunculkan komentar negatif di media sosial. Di sisi lain, ada juga masyarakat yang lebih kritis dan menyadari adanya disinformasi. Para aktivis, jurnalis, dan organisasi masyarakat sipil berusaha meluruskan isu ini dengan menyebarkan informasi yang lebih akurat tentang kondisi pengungsi Rohingya dan bagaimana mereka sebenarnya tidak mengancam stabilitas negara.

Pemerintah Indonesia juga mulai mengambil tindakan dengan mengidentifikasi akun-akun penyebar hoaks. Misalnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Polri telah melakukan investigasi untuk melacak dan menghapus konten provokatif ini, bahkan beberapa orang yang terlibat telah diperiksa.

Kasus provokasi ini jadi pelajaran penting bagi kita semua. Isu-isu berbasis etnis atau agama memang seringkali rentan dimanfaatkan untuk menciptakan konflik. Makanya, penting bagi kita sebagai pengguna media sosial untuk lebih bijak dan teliti sebelum mempercayai atau membagikan informasi. Kalau kita tidak berhati-hati, disinformasi bisa merusak keharmonisan yang selama ini kita bangun bersama.

Referensi:

  1. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20231213143141-192-1036779/siapa-yang-pertama-menyebar-narasi-kebencian-soal-rohingya-di-aceh
  2. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20231229133559-12-1043138/koordinator-mahasiswa-usir-paksa-rohingya-sempat-napi-kasus-narkoba
  3. https://www.bbc.com/indonesia/articles/cl7pyd45420o "Rohingya Ditolak: 'Rohingya di Sidoarjo', 'Rohingya minta tanah', 'Menlu Retno usir Rohingya' -- Bagaimana narasi kebencian dan hoaks bekerja menyudutkan etnis Rohingya?"  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun