Mohon tunggu...
Dea Eka Paskipra Dewi
Dea Eka Paskipra Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Lambung Mangkurat

you only fail when you stop trying

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Wawancara terhadap Pemanfaatan Lahan Basah di Kecamatan Anjir Muara Kalimantan Selatan

10 Oktober 2024   20:30 Diperbarui: 10 Oktober 2024   20:45 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokpri (gambar bersama responden 1 Bapak Marsiman)

Nama                   : Dea Eka Paskipra Dewi 

NIM                      : 2410416220007

Kelas                    : A

Mata Kuliah      : Lahan Basah

Dosen                  : Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si., M.Si.

Program Studi : S1 Geografi 

Fakultas             : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 

Universitas       : Universitas Lambung Mangkurat 

Pernahkan kalian tahu mengenai lahan basah sebelumnya?  lahan basah (wetland) adalah wilayah di permukaan bumi berupa daratan yakni tanah yang di genangi air baik permanen (tetap tergenang air) maupun musiman. Lahan basah terjadi dimana air bertemu dengan tanah. 

Contoh dari lahan basah antara lain bakau, lahan gambut, rawa-rawa, sungai, danau, delta, daerah dataran banjir, sawah, dan terumbu karang. Lahan basah ada di setiap negara dan di setiap zona iklim, dari daerah kutub sampai daerah tropis, dan dari dataran tinggi sampai daerah kering. 

Wetland memiliki kandungan air yang tinggi dan termasuk lahan subur. Ciri dan karakteristik utama lahan basah adalah muka air yang dangkal, dekat dengan permukaan tanah, serta memiliki vegetasi khas.

                Karakteristik wetland memang akan senantiasa tergenang air. Genangan musiman berarti daratan atau tanah tersebut tergenang air ketika musim hujan. Kondisi tanah wetland yang jenuh memungkinkan genangan air mengelilingi seluruh permukaan lahan. Jenis tanah lahan basah ketika terjadi periodik atau musiman memiliki tekstur yang lunak hingga liat.

                 Bermula dari kesepakatan Konvensi Internasional tentang lahan basah yang ditandatangani pada 2 Februari 1971 di Ramsar, Iran. Konvensi tersebut juga dikenal sebagai Konvensi Ramsar. Penetapan hari lahan basah terjadi pada tahun 1996.

                  Anjir Muara adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Anjir Muara terletak 19 km dari Kota Banjarmasin. Jumlah penduduk yang terdapat di kecamatan anjir muara berjumlah 22,960 jiwa. Luas wilayah Anjir Muara mencapai 116,75. km. Sebagian besar penduduk di kecamatan ini berprofesi sebagai petani, dengan sawah dan perkebunan menjadi sumber penghidupan utama. Selain pertanian, perikanan juga memainkan peran penting dalam ekonomi lokal.

                   Berdasarkan wawancara dengan beberapa responden yang terdapat pada lima desa di Kecamatan Anjir Muara, menunjukkan bahwa pemanfaatan lahan basah utama mengarah pada  kegiatan pertanian dan perkebuan yang dapat berkembang pesat apa bila terus di kemabangkan, Wawancara terhadap beberapa responden di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Desa Anjir Muara Lama

 Di Desa Anjir Muara Lama, saya mewawancarai bapak Marsiman, beliau merupakan seorang petani padi. Beliau sedang menyiapkan lahan rawa kosong yang digunakan untuk penanaman bibit padi. Menurut beliau, menanam bibit padi pada rawa kosong ini memudahkan beliau dalam merawat bibit padi tanpa harus memakan biaya transportasi yang jauh serta memudahkan dalam perawatan bibit pada setiap saat.

2.  Desa Anjir Serapat Muara I

Di Desa Anjir Serapat Muara I, saya bertemu dengan ibu Halimah yang merupakan penduduk asli Desa Anjir Serapat Mauat I. Menurut beliau pemanfaatan lahan basah yang berada di desa tersebut yakni pemanfaatan lahan basah sebagai budidaya perkebuan limau dan kelapa serta pertanian Padi.

Sumber: dokpri (Gambar bersama responden 2 Ibu Halimah)
Sumber: dokpri (Gambar bersama responden 2 Ibu Halimah)

3. Desa Sungai Punggu

Di Desa Sungai Punggu, Saya bertemu dengan dua responden yaitu ibu Suharti dan Ibu Noor Bainah,. Menurut Beliau pemanfaatan lahan basah yang terdapat di desa tersebut yakni Pertanian Padi dan Perkebunan Kelapa dan Limau.

Sumber: dokpri (Gambar bersama responden 3 Ibu Suharti)
Sumber: dokpri (Gambar bersama responden 3 Ibu Suharti)

Sumber: dokpri (Gambar bersama responden 4 Ibu Noor Bainah)
Sumber: dokpri (Gambar bersama responden 4 Ibu Noor Bainah)

Sumber: dokpri (Penanaman Benih Padi yang di tanam oleh Ibu Noor Bainah)
Sumber: dokpri (Penanaman Benih Padi yang di tanam oleh Ibu Noor Bainah)

4.  Desa Anjir Serapat Muara

Di Desa Anjir Serapat Muara, Saya bertemu dengan salah satu responden yang bernama Bapak Rahmadi. Menurut beliau pemanfaatan lahan basah yang ada di Desa tersebut yakni pemanfaatan lahan basah yang digunakan dalam Pertanian padi dan Perkebunan dan Perkebunan Kelapa.

Sumber: dokpri ( Gambar bersama responden 5 Bapak Rahmadi)
Sumber: dokpri ( Gambar bersama responden 5 Bapak Rahmadi)

5. Desa Beringin Jaya

Di Desa Beringin Jaya, Saya bertemu beberapa responden yaitu, Bapak Nahdi, Ibu Bayati, Ibu Tuti, Bapak Imban, Dan Ibu Haji Galuh. Menurut beliau pemanfaatan lahan basah di Desa Beringin Jaya, sebagian besar dimanfaatkan untuk Sektor Pertanian dan Perkebunan. Perkebunan yang banyak berada di Desa beringin Jaya yakni Perkebunan Kelapa dan Limau.

Sumber: dokpri ( Gambar bersama responden 6 Bapak Nahdi)
Sumber: dokpri ( Gambar bersama responden 6 Bapak Nahdi)

Menurut bapak Nahdi, Pemanfaatan lahan basah yang terdapat di Desa Beringin Jaya yakni terdapat Perkebunan yakni Perkebunan Kelapa dan Pertanian padi. Adapun Tanaman Palawija seperti yang Singkong atau ubi saat musim kemarau datang. Namun, Pertanian menjadi salah satu pemanfaatan lahan basah sebagai tanaman pangan.

Sumber: dokpri ( gambar bersama responden 7 Ibu Bayati)
Sumber: dokpri ( gambar bersama responden 7 Ibu Bayati)

Sumber: dokpri (gambar bersama Responden 8 Ibu Tuti)
Sumber: dokpri (gambar bersama Responden 8 Ibu Tuti)

Sumber: dokpri (gambar bersama responden 8 Bapak Imban)
Sumber: dokpri (gambar bersama responden 8 Bapak Imban)

 

Sumber: dokpri ( gambar bersama Responden 10 Ibu Haji Galuh)
Sumber: dokpri ( gambar bersama Responden 10 Ibu Haji Galuh)
Kesimpulan yang saya dapatkan dari wawancara yang saya lakukan, bahwasanya Kecamatan Anjir Muara sebagaian besar pemanfaatan lahan basah sebagai budidaya tanaman pangan dan perkebunan buah kepala, Limau, dan tanaman Palawija Hal. Hal tersebut menjadi salah satu daya tarik yang dimiliki Kecamatan Anjir Muara untuk menunjukkan perekonomian dengan memanfaatkan hasil dri perkebunan menjadi suatu produk yang dapat di perjualbelikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun