Mohon tunggu...
Dea Avila Rossita
Dea Avila Rossita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sistem Pengendalian Terhadap Tindakan, Personel, dan Budaya di Google

21 Juni 2024   16:06 Diperbarui: 21 Juni 2024   16:07 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengendalian Terhadap Budaya

Budaya perusahaan di Google adalah salah satu aset terbesarnya. Pengendalian terhadap budaya dilakukan melalui berbagai inisiatif untuk memastikan bahwa setiap karyawan merasakan dan mempraktikkan nilai-nilai inti perusahaan:

1. Nilai-Nilai Perusahaan:
     Google memiliki nilai-nilai inti yang dijadikan pedoman dalam setiap aspek operasional. Nilai-nilai seperti inovasi, inklusi, dan fokus pada pengguna diterapkan dalam segala hal yang mereka lakukan. Ini membantu menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif.

2. Lingkungan Kerja yang Inklusif:
     Google sangat memperhatikan keragaman dan inklusi. Mereka menciptakan lingkungan kerja yang menghargai setiap individu, terlepas dari latar belakang atau perbedaan lainnya. Ini tidak hanya meningkatkan kepuasan karyawan tetapi juga mendorong kreativitas dan inovasi.

3. Work-Life Balance:
     Google dikenal dengan berbagai fasilitas dan kebijakan yang mendukung keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi. Dari fleksibilitas waktu kerja hingga program kesejahteraan karyawan, Google berusaha menciptakan lingkungan di mana karyawan merasa dihargai dan didukung.

Google adalah contoh bagaimana pengendalian terhadap tindakan, personel, dan budaya dapat diterapkan secara efektif untuk mencapai kesuksesan perusahaan. Dengan menggunakan pendekatan berbasis data, proses rekrutmen yang ketat, dan lingkungan kerja yang inklusif, Google berhasil menciptakan sebuah sistem yang tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga mempertahankan inovasi dan kepuasan karyawan. 

Melalui studi kasus ini, kita dapat belajar bahwa pengendalian yang baik di berbagai aspek organisasi adalah kunci untuk mencapai tujuan strategis dan mempertahankan keunggulan kompetitif di pasar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun