Mohon tunggu...
Dea Mutiara Amelia
Dea Mutiara Amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Healing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi Pendidikan dengan Kurikulum Merdeka

8 Juli 2023   21:00 Diperbarui: 8 Juli 2023   21:24 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Imam Kusmaryono, S.Pd., M.Pd.(Dosen Pendidikan Matematika)

Dea Mutiara Amelia_34202200014 (Artikel)  

Sikhah Alimatul Aghnia_34202200022 (Vidio) 

(Mahasiswa S1 prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISSULA)

Kurikulum Merdeka 

     Kurikulum Merdeka adalah sebuah pendekatan pendidikan yang memberikan kebebasan kepada sekolah dan guru dalam merancang kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa. Konsep ini bertujuan untuk menciptakan kurikulum yang lebih relevan, responsif, dan berfokus pada pengembangan kompetensi siswa.

     Kurikulum Merdeka diperkenalkan dan mulai diterapkan di Indonesia pada tahun 2021. Pada tanggal 20 Juli 2021, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim, mengumumkan perkenalan Kurikulum Merdeka sebagai bagian dari upaya transformasi pendidikan di Indonesia. Kurikulum Merdeka diperkenalkan dan diimplementasikan di Indonesia dengan tujuan untuk menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21 dan mempersiapkan siswa secara lebih holistik.

     Implementasi Kurikulum Merdeka dimulai secara bertahap, dengan tahap awal yang melibatkan sekolah-sekolah di tingkat pendidikan dasar dan menengah. Tujuannya adalah memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada sekolah dan guru dalam merancang kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan kondisi lokal di masing-masing daerah. Perkenalan Kurikulum Merdeka ini sebagai langkah konkret dalam memperbarui sistem pendidikan di Indonesia dan menyesuaikan dengan perkembangan dunia yang semakin dinamis.

     Dalam implementasi kurikulum di Indonesia secara umum, terlibat beberapa pihak, termasuk:

1. Pemerintah: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia memiliki peran utama dalam merancang kebijakan dan pedoman kurikulum nasional. Mereka bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menetapkan kurikulum yang diterapkan di seluruh negara.

2. Lembaga Pendidikan: Lembaga pendidikan, seperti sekolah, perguruan tinggi, dan lembaga pendidikan nonformal, terlibat dalam implementasi kurikulum. Mereka menerapkan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah, mengadopsi pedoman dan metode pembelajaran yang sesuai, serta melaksanakan evaluasi terhadap siswa.

3. Guru: Guru memiliki peran kunci dalam mengimplementasikan kurikulum di kelas. Mereka merancang dan menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan, mengembangkan metode pembelajaran yang efektif, serta melakukan penilaian terhadap kemajuan siswa.

4. Siswa: Siswa adalah penerima utama dari implementasi kurikulum. Mereka mengikuti pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan, berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, dan mengevaluasi kemajuan mereka.

Selain itu, terdapat juga stakeholder lainnya yang dapat terlibat dalam implementasi kurikulum, seperti orang tua siswa, masyarakat, organisasi pendidikan, dan tenaga pendidik lainnya.

    Kurikulum Merdeka memiliki beberapa keunggulan yang dapat memberikan manfaat bagi siswa dan sistem pendidikan, antara lain :

1. Pengembangan Keterampilan Holistik: Kurikulum Merdeka memberikan penekanan pada pengembangan keterampilan holistik, termasuk keterampilan non-akademik seperti kreativitas, pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan keterampilan hidup.

2. Peningkatan Keterlibatan Siswa: Kurikulum Merdeka mendorong pendekatan pembelajaran yang lebih aktif dan berbasis proyek.

3. Relevansi dengan Kehidupan Nyata: Kurikulum Merdeka menekankan keterkaitan antara pembelajaran di sekolah dengan kehidupan nyata siswa. Materi pembelajaran dipilih dengan mempertimbangkan relevansi dengan konteks sosial, budaya, dan lingkungan siswa.

     Untuk mengadaptasi Kurikulum Merdeka dan memenuhi kebutuhan serta potensi siswa di lingkungan mereka, sekolah dan guru dapat melakukan beberapa tindakan berikut:

1. Menyesuaikan Rencana Pembelajaran

2. Memanfaatkan Pendekatan Pembelajaran Aktif

3. Mengintegrasikan Keterampilan Abad ke-21

4. Memberikan Ruang untuk Kreativitas dan Inisiatif Siswa

5. Mengadakan Kegiatan Ekstrakurikuler yang Relevan

Bagaimana mengatasi keterbatasan sumber daya yang mungkin menjadi hambatan dalam implementasi Kurikulum Merdeka?

Solusinya yaitu Pemerintah dapat memberikan dukungan dan alokasi sumber daya yang memadai kepada sekolah, terutama sekolah yang berada di daerah dengan keterbatasan sumber daya. Hal ini dapat mencakup penyediaan bahan ajar, pelatihan untuk guru, dan fasilitas yang mendukung pelaksanaan Kurikulum Merdeka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun