Bu Dr. Ira Alia Maerani,S.H., M.H (dosen FH UNISSULA).
Dea Mutiara Amelia (Mahasiswa S1 prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISSULA)
Kota Semarang salah satu kota terpadat di pulau Jawa. Dijuluki sebagai kota metropolitan kelima di Indonesia. Setiap tahun  mengalami pertumbuhan penduduk sehingga mengakibatkan pembangunan kota semakin pesat.Hal ini memicu pada  perubahan lahan yang berakibat terhadap aliran permukaan dan menurunnya resapan air  menyebabkan banjir dan kurangnya air tanah.
Banjir rob merupakan naiknya muka air laut yang menggenangi daratan di wilayah pesisir. Yang mengakibatkan permasalahan lingkungan di wilayah Semarang Utara. Sehingga peristiwa ini menyebabkan dampak negatif seperti kurangnya air bersih ,fasilitas umum berkurang dan mengganggu mobilitas transportasi.
Faktor yang menyebabkan terjadinya banjir rob di wilayah Semarang Utara
A. Pemanasan Global
Kondisi meningkatnya temperatur atmosfer bumi berdampak di semua lini kehidupan. Kenaikan muka air laut menjadi salah satu dampak dari pemanasan global yang berpengaruh pada kehidupan di pesisir.
B. Penurunan Muka Tanah(Land Subsidence)
Peristiwa alam yang terjadi secara perlahan-lahan yang dapat disebabkan karena pembebanan
C. Ketinggian Gelombang Laut
Peristiwa naik turunnya air laut yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti angin dan topografi pantai gelombang pasang surut.
D. Intensitas Abrasi
Gelombang air laut yang tinggi dapat mengikis daratan secara signifikan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Safitri 2019, didapatkan hasil bahwa luasan erosi di pesisir kota Semarang pada tahun 2008-2013 dengan luas 337,986 hektar, sedangkan pada tahun 2013-2018 dengan luasan 195,338 hektar.
E. Kerusakan Drainase
Ketika terjadi pasang naik di wilayah perairan Semarang air laut akan memaksa untuk menggenangi daratan di sekitar perairan karena kekurangan akomodasi air laut tersebut masuk melalui kanal dan menyebabkan sungai di wilayah tersebut meluap.
Upaya Pemerintah Menangani Banjir di Kota Semarang.
Kepala BBWS Pemali Juana Muhammad Adek Rizaldi mengatakan upaya penanganan darurat saat ini telah dilakukan tim Kementerian PUPR salah satunya dengan menginventarisasi tanggul yang limpas dan apabila ada yang jebol selanjutnya dipasang sandbag/geobag untuk penanganan darurat.
BBWS Pemali Juana juga berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota/Kabupaten untuk rencana penanganan darurat serta melakukan pendataan wilayah terdampak sekaligus mempersiapkan sarana pengendali banjir seperti pompa air dan bahan banjiran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H