Mohon tunggu...
Chinintya Widia Astari
Chinintya Widia Astari Mohon Tunggu... Penulis - Pecandu Insight

Seorang pembaca dan penulis ulung

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Cara Agar Menjadi Pendengar yang Baik

23 November 2019   07:21 Diperbarui: 23 November 2019   14:43 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana cara menanggapi cerita?

Ketika pencerita sudah selesai mengutarakan seluruh isi hatinya, kadang kita merasa bingung, kira-kira tanggapan apa yang sebaiknya kita berikan. Pada saat menanggapi sebuah cerita ada dua hal yang biasanya saya terapkan. 

Pertama, berfokus pada perasaan pencerita. Dalam beberapa situasi saran bukanlah pilihan yang tepat, namun kalimat sederhana yang membangun atau kalimat yang menunjukan bahwa kita memahami kondisi pencerita dapat membuatnya merasa lebih tenang.

Kalimat singkat seperti "lo keliatan sedih banget ya" atau "its ok!" diiringi dengan physical contact sederhana seperti memegang pundak/tangan ataupun memberikan pelukan. 

Hal ini dapat dilakukan salah satunya ketika pencerita membutuhkan saran namun emosi yang ditimbulkan membuatnya belum siap menerima saran dalam bentuk apapun. Kedua, berfokus pada isi cerita. Kita bisa memberikan sudut pandang ataupun saran jika memang diminta atau diperlukan. 

Meminta saran atau hanya ingin didengarkan?

Terkadang kita merasa bingung apakah dia ingin mendapatkan sebuah solusi atau hanya berkeluh kesah. Dalam beberapa situasi pencerita dengan gamblang meminta saran "aduh gue harus gimana ya..."/ "menurut lo gue harus gimana?"/ "lo ada saran?", namun dibeberapa kondisi pencerita tidak memberikan sinyal apapun. 

Dengan ilmu cenayang mungkin kita bisa menduga-duga apakah dia membutuhkan saran, tetapi tidak jarang saya langsung melontarkan pertanyaan "lo butuh saran/pendapat?". Biasanya saya meluncurkan pertanyaan ini pada orang-orang yang jarang bercerita kepada saya, saya merasa belum memahami ekspektasi atau tujuan pencerita.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dihindari!

Dalam mendengarkan, hindari pernyataan atau pertanyaan yang bersifat menghakimi. "Ah! gitu doang!" / "Gak usah lebay! lo aja yang baper". Kalimat seperti ini membuat pencerita merasa tidak nyaman dan merasa tidak dipahami. 

Fokus pada cerita dia! Dia yang sedang berkeluh kesah, bukan kamu, jadi jangan sampai arah pembicaraan jadi berbelok menjadi kisah hidupmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun