Masa orientasi yang tidak lagi menjadi tanggungjawab OSIS karena mencegah adanya kekerasan. Saya setuju, memang dengan melibatkan lagi senior sama saja MPLS berujung musibah (lagi). Namun menurut saya kedepanya jika MPLS sudah berjalan dengan baik dan berhasil mengurangi tingkat kekerasan, ada baiknya OSIS kebali dilibatkan dalam masa orientasi. Mengapa? Jika masa orientasi dilakukan dengan cara yang benar, maka masa orientasi bisa membuat jalinan pertemanan positif antar angkatan (senior dan junior). Selain itu, menurut saya agak aneh jika kegiatan seperti ini saja di jalankan oleh guru. Apalagi masa orientasi pada jenjang SMA/setara, yang dimana seharusnya senior pada jenjang ini bisa lebih berpikir cerdas dibanding dengan senior pada jenjang lain seperti SMP.Â
Dulu, SMA tempat dimana saya bersekolah bukanlah salah satu sekolah yang kejam dalam menjalani masa orientasi. Masa orientasi berjalan manusiawi dibandingkan sekolah lainya. Saat saya menjadi OSIS, kepala sekolah sangat menekankan bahwa kita sama sekali tidak boleh menggunakan kekerasan dan bully. Dalam kata lain harus bersikap baik terhadap junior. Namun, kami tetap menggunakan atribut. Tetapi tidak merepotkan seperti biasanya. Angkatan OSIS selanjutnya, masa orientasi berjalan lebih enteng. Saya melihat mereka hanya memakai name tag berwarna putih yang di peniti pada kantung baju sekolah  itupun kalau saya tidak salah, name tag sudah disediakan dari pihak sekolah. Jadi siswa baru sama sekali tidak direpotkan.
Bagaimana bisa bully dan kekerasan tidak terjadi pada masa orientasi di sekolah saya? dan hal yang tidak diperlukan bisa berkurang dengan berjalanya waktu? Karena disana mereka sadar bahwa bully memang tidak perlu dilakukan. Masa orientasi bukan tempat bagi senior bersenang-senang. Jadi, pokok permasalahanya bukan pada kegiatan MOS itu sendiri, tetapi manusia yang terlibat didalamnya.
Semoga MPLS dapat berjalan sesuai rencana dan tindakan kekerasan serta bully benar-benar bisa terhapuskan.Â
Sumber :Â
news.liputan6.com
www.wowmenariknya.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H