Jakarta -- Hampir seluruh masyarakat di Indonesia membutuhkan transportasi dalam kehidupan mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Transportasi umum maupun pribadi yang memudahkan mereka dalam menempuh jarak jauh. Motor kendaraan beroda dua ini menjadi salah satu transportasi yang paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia.Â
Ukurannya yang kecil dibanding kendaraan lain, memudahkan pengemudi untuk dapat melintas di keramaian lalu lintas. Hal tersebut juga terbukti dalam data yang dihimpun dari Pew Research Centre, Indonesia menduduki urutan ketiga sebagai negara dengan pengguna motor terbanyak di dunia. Sedangkan posisi pertama dan kedua dipegang oleh Thailand dan Vietnam. Tidak heran kita sering menemui kendaraan motor ini dengan mudah di Indonesia.
Mayoritas alasan masyarakat Indonesia memilih motor karena harganya yang murah dan terjangkau bahkan dari segi bahan bakar yang tidak boros juga menjadi alasan keputusan mereka. Bermacam variasi jenis motor yang telah diperjualbelikan di Indonesia menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu. Didukung dengan perkembangan teknologi tidak ada hentinya, salah satunya transportasi.
Dewasa ini transportasi yang menggunakan tenaga listrik semakin banyak diciptakan sebagai upaya transisi dari penggunaan transportasi yang masih menggunakan bahan bakar bensin. Kini motor juga mulai bertransisi menggunakan tenaga listrik sebagai bahan bakar. Motor listrik dianggap ramah lingkungan memang jelas dari segi bahan bakar motor tersebut tidak menggunakan bensin, sehingga tidak mengeluarkan emisi gas yang dapat mencemari lingkungan.
Tentu adanya sebuah perubahan bukanlah sesuatu yang dapat mudah diterima oleh masyarakat, salah satunya upaya pemerintah dalam mendorong penggunaan motor listrik di Indonesia. Bahkan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 6 Tahun 2023, Pemerintah memberikan bantuan untuk pembelian motor listrik berupa subsidi sekaligus insentif pembelian sebesar Rp7 juta per unit.
"Sebenarnya saya tau mengenai motor listrik pas masuk ke indonesia itu dari berita-berita yang saya baca secara online, dan teman kerja saya juga menyarankan karena waktu itu saya butuh kendaraan untuk orang rumah, saat melihat harganya murah untuk tipe yang sesuai dengan kebutuhan saya makanya saya beli" ucap Pak Dani selaku pemilik motor listrik melalui wawancara dalam telepon, Minggu (18/06/2023)
Walaupun pemerintah sudah memberikan subsidi untuk pembelian motor listrik, tetapi peminat motor listrik masih sangat sepi di Indonesia. Muncul beberapa pro dan kontra mengenai motor listrik itu sendiri. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa masyarakat enggan untuk beralih menggunakan motor listrik.
"Untuk secara wilayah, di Indonesia sendiri motor listrik sebenarnya tidak terlalu cocok karena medan dan pembangunan di Indonesia sendiri belum seluruhnya bagus. Selain itu fasilitas untuk motor listrik sendiri belum memadai hanya wilayah tertentu saja" jelas Pak Dedi selaku anggota klub motor sekaligus penggemar motor melalui wawancara, Senin (19/06/2023).
"Menurut saya umur pemakaian motor listrik ini tidak sepanjang motor biasa pada umumnya. Kemudian jika dilihat dari purnajual akan lebih sulit dan tidak semudah motor biasa." tutur Pak Dedi berdasarkan pengamatannya saat mendatangi pameran otomotif pada bulan Mei lalu.
Namun kemunculan motor listrik di Indonesia menjadi pilihan alternatif yang sangat baik bagi masyarakat yang sedang mencari motor dengan harga yang murah dan untuk kebutuhan aktivitas sehari-hari yang ringan.
"Saya membeli motor listrik karena desain dan bentuknya yang simpel. Saya beli dengan harga yang murah, selain itu biaya pengisian daya juga terbilang murah kebetulan juga butuh untuk aktivitas sehari-hari buat orang rumah buat antar-jemput anak" jelas Pak Dani mengenai keputusannya membeli motor listrik.
Berbeda dengan kendaraan yang masih menggunakan bahan bakar bensin yang perlu mengeluarkan dana mulai dari Rp10.000/liter, tarif pengisian daya baterai motor listrik dibanderol mulai dari Rp8.000 dan dengan daya baterai penuh dapat menempuh jarak hingga 50 km.
Walaupun murah dan ramah lingkungan, motor listrik ini ternyata masih terdapat kekurangan bagi pemilik atau penggunanya. Baik secara fasilitas seperti tempat pengisian bahan daya yang belum tersedia di setiap wilayah dan bengkel khusus motor listrik yang masih jarang ditemui.
"Sebagai pemilik motor listrik memang betul saya merasakan beberapa kekurangan selama pemakaian. Yang paling saya rasakan itu ketika daya baterai habis buat saya tidak mudah mencari SPBU GES (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Green Energy Station) jadi saya perlu hati-hati dan menentukan estimasi jarak pemakaian agar tidak habis daya ditengah jalan. Selain itu juga untuk cari spare part motor listrik ini susah banget karena bengkel khusus motor listrik masih jarang di sekitar wilayah saya" ucap Pak Dani dalam menjelaskan kendala yang dialami selaku pemilik motor listrik.
Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat alasan kenapa masyarakat masih enggan untuk beralih dari motor biasa ke motor listrik. Hal tersebut karena masih terdapat banyak kekurangan pada motor listrik dan belum sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Baik secara kualitas dan ditambah pemerintah yang masih belum menyeimbangi fasilitas bagi motor listrik itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H