Mohon tunggu...
De Luz
De Luz Mohon Tunggu... Lainnya - Newbie

Just Do Your Best, Man Jadda Wajada, mental Newbie selalu belajar sampai akhir usia... IG @ratna_street

Selanjutnya

Tutup

Healthy

5 Cara Menyenangkan bersama BPJS, Pejuang Sejati

27 November 2018   20:06 Diperbarui: 27 November 2018   21:13 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan asumsi sakit dalam yak, bukan hanya batuk, pilek biasa tapi minta rujukan ke RS. Kalo gitu kalian akan berhenti hanya di faskes 1 saja. Oya, faskes 1 juga hanya bisa merujuk dengan jarak 15 KM saja. Tidak bisa lebih, Jadi tips pertama perbanyak pengetahuan tentang penyakit, tingkat keparahan penyakit supaya tahu bisa langsung dirujuk atau tidak, dan hubungan jarak faskes 1 dengan RS C/D. Kalo pengalaman ane kemarin sakit lutut, memang tidak terlalu parah sampai tidak bisa jalan. Tapi ane sebelumnya sudah didiagnosa dan pakai sistem sharing dan menyampaikan kondisi diri dan dampak-dampak jika tidak segera ditangani.    

Cari tahu sistem RS terhadap pengguna BPJS. Secara umum setelah faskes 1,  bisa  merujuk di RS tipe C/D, jadi tidak  bisa langsung ke B bahkan A. Harus antri ya, ini aturan terbaru kata faskes 1 ane kemarin, per bulan September. Supaya para pejuang BPJS lancar jaya dan mendapatkan rumah sakit yang sesuai dengan penyakit dan dr. yang tepat. 

Pejuang BPJS harus cari tahu juga. RS tipe C/D itu karakteristik pemberian rujukan ke RS B/A itu gimana. Kalian harus tahu pengetahuan sistem kerja rumah sakit gimana. Sedikit pengalaman, kemarin ane setelah lalui tahap 1, ane langsung cari  group di instagram yang mengalami nasib sama. 

Kebetulan kemarin ane didiagnosa ACL lutut yang bermasalah. Jadi ane cari group, disitu ane langsung japri adminnya. Dari situ ane dapat pengetahuan banyak tentang rekomendasi-rekomendasi RS dan dr. yang mumpuni dengan segala konsekuensi terkait. Ane tahu nya group ACL Indonesia saja, nanti teman-teman bisa cari di Instagram atau WhatsApp.

Setelah tahu semua pengetahuan, mulai dari sistem kerja Rumah Sakit, fasilitas, dr. yang mumpuni, dll. Pejuang BPJS wajib buat planning alias perencanaan berobat. Disesuaikan dengan waktu, kesibukan, dll. Kalo kemarin ane sangat-sangat menyesuaikan waktu libur, masuk kuliah, lulus kuliah kebetuhan ane mahasiswa tua, hehehehe. Sehingga harus bener-bener mengestimasi waktu dengan baik. 

Satu qoute yang berkesan tentang Planning, If you fail to plan, you are planning to fail -Benjamin Franklin. Jadi wajib bagi teman-teman pejuang BPJS membuat planning. Dan yang harus dipahami, prinsip dari pelayanan BPJS itu merata. Sepehaman ane saat dijelaskan petugas BPJS saat ane komplen dan mencari kebenaran axixxixixi. 

Prinsipnya, BPJS akan memberikan pelayanan dengan masyarakat sesuai dengan faskes 1 yang telah dipilih. Keinginan kita tidak sepenuhnya bahkan tidak bisa terakomadisi. Karena BPJS aplikasinya tergantung dari RS, apakah mampu atau tidak baik fasilitas, dr, dll. Jadi menurut hemat saya, proses menggunakan BPJS itu tergantung dengan pengetahuan kita. Simplenya cari tahu dulu, rencanakan, sebelum bertindak.

Saat eksekusi rencana. Secara psikologi kita harus ikhlas kalo ini memang upaya terbaik kita dalam proses penyembuhan. Percayalah Gusti Allah boten sare, siapa orang yang berusaha sungguh-sungguh dia akan mendapatkan hasilnya. Sama falsafah jawa, Sopo sing nandur bakal ngundhuh. Tuhan akan bantu kita dikala kesusahan, tapi kapan, dimana kita tidak tahu. Prinsipnya asal kita sudah berusaha sungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil yang terbaik. Sesuai dengan hukum kausalitas.

Boring saat nunggu antrian, memang bener sekali. Tapi ane berusaha lakukan hal yang ane cintai, alternatif: pengamatan, baca buku, menulis, berfikir, photografi, jalan-jalan keliling rumah sakit, dll. Kebetulan ane sedikit suka ngomong. Kemarin ane bisa ajak kenalan 9 orang dalam satu hari, mulai dari anak-anak hingga nenek-nenek. Dijamin asik lebih tahu psikologi orang-orang sakit dan tambah pengetahuan-pengetahuan yang tak terpikirkan sebelumnya. 

Kita sharing tukar pikiran, tukar pengalaman, saling berbagi, enaklah tambah lebih tahu lagi dinamika para pejuang BPJS yang lain. Memang ada tidak enaknya, ada tuh emak-emak yang curhat tentang suami, anak, cucu, dll. Tapi dari situ ane bisa belajar empati dan belajar mendengarkan. Karena itu butuh skill sendiri, tidak semua orang bisa empati dan mendengarkan dengan baik. 

Terlebih kita bisa merefleksikan diri, atas kesehatan dari Allah yang masih diberikan. Terakhir jangan sampai lupa tanya, kenapa kok bisa sakit? Karena pengetahuan itu berpengaruh terhadap rencana hidup kita kedepan. Jangan sampai mengulangi hal yang sama. Pejuang BPJS bisa belajar dari sebab-sebab orang sakit saat nunggu antrian. Tinggal ditriangulasi data, memang benar/tidak kasus itu. Atau itu hanya kontekstual saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun