Mohon tunggu...
Didik Budijanto
Didik Budijanto Mohon Tunggu... -

saat ini bekerja di Pusat Data dan Informasi Kesehatan. sebelumnya sebagai Peneliti kesehatan di Badan Litbang kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

600 Miliar Rupiah Per Hari Terbakar oleh Rokok

1 Juni 2014   03:40 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:52 1240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

12.9

6.331.486.721

Dari tabel di atas, sungguh membuat ternganga kita semua. Bisa dibayangkan secara sengaja ataupun tidak masyarakat di masing-masing provinsi di Indonesia SETIAP HARI membakar rupiah senilai minimal 2 miliar (Papua) dan terbanyak di Provinsi Jawa Barat (116 miliar). JANGAN LUPA……. PER HARI…!

Bisa dibayangkan seandainya masyarakat provinsi masing-masing tersebut berkomitmen untuk TIDAK MEROKOK dan melakukan Collective Action (CA) maka provinsi bisa saving dana berapa dalam sebulan? Dalam setahun? Bisa untuk membangun infrastruktur di provinsi guna kesejahteraan masyarakatnya sendiri.

Kalau Sudah Begicu… So What Gicu Loh?

Tentu saja langkah paling manjur untuk saat ini adalah mengajak para perokok itu untuk bisa menahan atau untuk bisa menyadari dampak dari merokok mereka. Dampak negatif dari aspek Penyakit yang ditimbulkan dan dampak positif dari aspek ekonomi yang bisa di-saving.

Hal ini merupakan tantangan berat bagi jajaran sejawat PROMKES guna menggeser mindset para ahli hisap tersebut. Upaya yang sudah dilakukan salah satunya dengan menerbitkan Permenkes tentang Pemberdayaan Masyarakat dengan mengutamakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), di mana terdapat 10 item yaitu:

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

2. Memberi ASI eksklusif

3. Menimbang balita setiap bulan

4. Menggunakan air bersih

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

6. Menggunakan jamban sehat

7. Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu

8. Makan buah dan sayur setiap hari

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

10. Tidak merokok di dalam rumah

Nah, jika dicermati lebih dalam lagi pada item yang berkaitan dengan merokok, yaitu Item no 10: “Tidak Merokok di dalam Rumah”, memberikan makna “Boleh donk kalau di luar rumah atau halaman atau teras?”Statment ini sepertinya masih KURANG TEGAS dalam membuat kriteria PHBS.

Seandainya tidak ada kata “di dalam rumah”, maka bukan saja dampak perokok pasif yang bisa dikendalikan namun juga perokok aktif. Memang ada konsekuensi logisnya bila kata “di dalam rumah” dihilangkan, utamanya terhadap program yang dijalankan.

Di sisi lain telah pula dilakukan upaya pengendalian dengan memberikan peringatan label pada bungkus rokok, yaitu: “Merokok dapat menyebabkan sakit Kanker paru, jantung dll….” Namun rupanya peringatan ini justru menambah penasaran para ahli hisap yang seolah ‘menantang’ bahwa dengan merokok mereka bisa ‘fresh’ dan malah yang tidak merokok kena sakit jantung dan meninggal. Saya merokok atau tidak toh suatu saat akan mati. Bahkan saat sekarang label peringatan di bungkus rokok disebut jelas: “Merokok membunuh anda”. Menurut saya justru malah mereka BERGEMING dg seruan itu.

Oleh karenanya perlu dicari solusi yang PAS untuk membuat sang ahli hisap tersebut menjadi SADAR akan dampak merokok. Saat ini mereka TIDAK LAGI TAKUT MATI, karena dengan segala cara penyuluhan yang ‘menakut-nakuti’ akan meninggal sudah tidak manjur. Bahasa jowonya : Wes ora mempan n ora mandhi.

Saya ber hipotesis cara penyuluhannya dengan mengonversi dampak merokok dalam bahasa HARTA BENDA atau KEKAYAAN. Kenapa demikian? Saat sekarang ini banyak orang yang TAKUT KEHILANGAN HARTA BENDAnya dibanding kehilangan nyawanya. Contohnya: makan makanan berisiko (berlemak), padahal sudah faham betul akibatnya. Akan tetapi begitu terkena serangan Jantung atau harus Haemodialisis, dengan serta merta mencari bantuan “pengobatan murah” atau dulu di Jamkesmas kana atau kalau sekarang segera mendaftar dan bayar iuran BPJS, padahal sebelumnya ‘Emoh daftar” atau “ntar-ntar aja”.

Saya tidak tahu kalimat yang PAS bagaimana, namun intinya adalah dampak merokok (pasif dan aktif) tersebut dikaitkan dengan bahasa HARTA BENDA atau KEKAYAAN. Atau mungkin seperti ini:

“Merokok akan menguras harta benda anda karena sakit jantung, kanker paru“

“Merokok akan menjadikan keluarga anda Miskin karena terkuras harta benda untuk pengobatan stroke, jantung dll…”

Memang terlihat dan terdengar sedikit Sarkasme, namun bagaimana lagi untuk memelekkan sang ahli hisap itu.

Semoga Bermanfaat dalam memperingati “HARI TANPA TEMBAKAU SE DUNIA: 31 MEI 2014”

Salam,

DeBe

“Belajar Tanpa Batas”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun