Mohon tunggu...
Didik Budijanto
Didik Budijanto Mohon Tunggu... -

saat ini bekerja di Pusat Data dan Informasi Kesehatan. sebelumnya sebagai Peneliti kesehatan di Badan Litbang kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

600 Miliar Rupiah Per Hari Terbakar oleh Rokok

1 Juni 2014   03:40 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:52 1240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Tanpa Tembakau Se Dunia: 31 Mei 2014.

BELUM JERAKAH MEMBAKAR RUPIAH?

DeBe

(Pusdatin-Kemkes)

Hampir setiap tahun, setiap sekolah atau perguruan tinggi, pemerintah bahkan lembaga kesehatan dunia yang biasa disebut dengan WHO, setiap tanggal 31 memperingati hari tanpa tembakau sedunia (HTTS). Pemaknaan paradigma yang terjadi selama ini mengartikan HTTS adalah sama dengan “Hari Tanpa Asap Rokok atau Hari Tanpa Rokok Sedunia”. Hal ini berarti bahwa selama ini telah terjadi penyempitan makna dari arti kata yang telah menjadi sejarah awal, yaitu “Hari Tanpa Tembakau Sedunia” menjadi “Hari Tanpa Asap Rokok atau Hari Tanpa Rokok Sedunia”. Namun justru makna istilah itulah yang sekarang ini akan saya pakai, yaitu: Hari Tanpa Asap Rokok Sedunia. Tujuannya adalah agar lebih Fokus saja. Just That.

Saya yakin semua orang tahu dan bahkan sebagian besar faham apa yang diakibatkan oleh Rokok dan Asap Rokoknya? Malah di setiap bungkus rokok sudah dipasang label peringatan: “merokok dapat menyebabkan sakit … blaa… bla….” , dan sekarang ada lagi yang memberi Label: “Merokok membunuhmu…”. gambar foto seperti di atas itulah realitas dampaknya, dan banyak bertebaran di setiap sudut kantor-kantor atau pelayanan umum.

NAMUN KENYATAAN YANG TERGAMBAR BAGAIMANA SAAT INI?

Menurunkah?

Hilangkah?

Makin Luar biasa ‘pembakarannya”!

Sungguh……

Sadarkah mereka kalau di tahun 2013 lalu…..

Mereka ‘membakar rupiah’ hampir 1 trilyun….. per Hari ….. hoiiiii….. per hariiiii!

Nominalnya kira-kira: Rp. 605.004.150.000,-

Wow….. kok bisa??

Mariiii kita cermati kondisinya…!

Perilaku Merokok

Dalam memberikan gambaran perilaku merokok penduduk Indonesia, akan dilakukan analisis deskripsi sederhana saja yang datanya diambil dari Riset Kesehatan Dasar baik tahun 2007 ataupun tahun 2013, dan dikombinasi dengan jumlah Penduduk dari BPS tahun 2013. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi sedikit peningkatan proporsi masyarakat yang merokok tiap hari dari tahun 2007 ke tahun 2013 (23,7 % - 24,3%). Sedangkan perokok kadang-kadang sedikit menurun dari 5,5 % menjadi 5,0 %.

Gambaran di atas menunjukkan bahwa perilaku merokok masyarakat di Indonesia tidak banyak berubah selama 5 tahun belakangan. Selanjutnya jika dilihat rata-rata jumlah batang per hari yang dihisap maka pada tahun 2007 rata-rata 12,0 batang per hari, sedangkan pada tahun 2013 rata-rata jumlah batang yang dihisap 12,3 batang per hari. Apabila dilakukan konversi ke dalam jumlah penduduk absolut, dan kemudian dilakukan penghitungan asumsi harga rokok kretek isi 12 batang senilai Rp 12.500,- maka terlihat sbb:

- jumlah penduduk usia > 10 tahun yang tiap hari merokok (tahun 2013) : 0,243 x 199.178.321 = 48.400.332 jiwa.

- rata-rata jumlah batang per hari yang dihisap = 12 batang

- jika 1 bungkus rokok kretek isi 12 batang merk “Re Mi Fa” seharga Rp 12.500,-, maka dalam SEHARI komunitas perokok tiap hari telah “membakar rupiah” sebesar:

48.400.332 jiwa x 12.500 = Rp.605.004.150.000,-

SUNGGUH LUAR BIASA KHAN? Berapa per bulan? berapa per tahun?

Kondisi ini bagi pengusaha rokok merupakan pemandangan yang sangat sexy menggiurkan….. betapa tidak?

Lantas di Provinsi Mana Saja?

Jika dilihat menurut provinsinya, maka proporsi tertinggi Perokok Setiap Hari pada provinsi Kepulauan Riau (27,2 %) dan terendah di Provinsi Papua (16,2%). Lima Provinsi tertinggi proporsinya adalah: Kepri, Jabar, Bengkulu, Gorontalo dan Nusa Tenggara Barat.

1401542814856425192
1401542814856425192

Berdasar gambaran di atas, jika dilihat jumlah penduduk secara absolutnya sebagai perokok tiap hari adalah sebagai berikut:

No.

Provinsi

% Perokok tiap hari

Jumlah Penduduk > 10 th

Absolut Perokok Tiap Hari

1

Aceh

25

3738046.95

934.511

2

Sumut

24.2

10687070.23

2.586.270

3

Sumbar

26.4

4028044.1

1.063.403

4

RIAU

24.2

5023322.44

1.215.644

5

JAMBI

22.9

2695842.61

617.347

6

Sumsel

24.7

6317262.65

1.560.363

7

BENGKULU

27.1

1444349.89

391.418

8

LAMPUNG

26.5

6298074.34

1.668.989

9

Babel

26.7

1090801.98

291.244

10

Kepri

27.2

1605197.05

436.613

11

DKI Jkt

23.2

8006752.7

1.857.566

12

Jabar

27.1

36577428.97

9.912.483

13

Jateng

22.9

25896067.28

5.930.199

14

DI Jogja

21.2

2839489.1

601.971

15

Jatim

23.9

30438289.99

7.274.751

16

Banten

26

9348928.73

2.430.721

17

Bali

18

3338053.36

600.849

18

NTB

26.8

3714887.31

995.589

19

NTT

19.7

4005889.34

789.160

20

Kalbar

23.6

3591686.81

847.638

21

Kalteng

22.5

1871236.66

421.028

22

Kalsel

22.1

3091987.32

683.329

23

Kaltim

23.3

3251435.39

757.584

24

Sulut

24.6

1882523.39

463.100

25

sulteng

26.2

2243039.1

587.676

26

sulsel

22.8

6632640.13

1.512.241

27

sultra

21.8

1910189.98

416.421

28

Gortal

26.8

896253.42

240.195

29

Sulbar

22

1014849.8

223.266

30

Maluku

22.1

1349470.1

298.232

31

Malut

25.8

901833.19

232.672

32

Pabar

22.1

693175.23

153.191

33

Papua

16.2

2754281.28

446.193

Dari tabel di atas terlihat bahwa secara Persentase provinsi Kepulauan Riau tertinggi masyarakatnya yang perokok setiap hari (27,2 %) dan terendah Provinsi Papua (16,2%). Akan tetapi secara absolut jumlah penduduk yang perokok tiap hari, terbanyak adalah Provinsi Jawa Barat ( 9.912.483 jiwa) dan terendah adalah Provinsi Papua Barat (153.191 jiwa).

Kelompok Usia Terbanyak Tiap Hari Merokok?

Apabila ditinjau dari kelompok usia mana yang proporsinya terbanyak sebagai perokok tiap hari. Gambaran di bawah menunjukkan bahwa kelompok usia 30-34 tahun merupakan kelompok terbanyak sebagai perokok setiap hari (33,4%), sedangkan yang terendah adalah kelompok usia 10-14 tahun (0,5%). Yang menarik adalah masih cukup banyak penduduk berusia 65 tahun ke atas sebagai perokok tiap hari (21,7%). Lebih detail bisa dilihat pada diagram di bawah.

14015430511002264061
14015430511002264061

Berapa Jumlah Batang Rata-rata Per Hari Dihisap?

Jumlah Batang rokok rata-rata per hari yang dihisap terbanyak 18 batang dan tersedikit 9 batang per hari. Secara Nasional 12 batang per hari. Jumlah terbanyak terdapat pada Provinsi Bangka Belitung dan terendah pada Provinsi DI Jogjakarta.

140154317492814291
140154317492814291

Kondisi gambaran di atas apabila dilakukan konversi ke dalam jumlah penduduk absolut, dan kemudian dilakukan penghitungan asumsi harga rokok kretek 1 batang senilai Rp 1.100,- (merk “Re Mi Fa”) maka terlihat sbb:

No.

Provinsi

Jumlah Penduduk > 10 th

Absolut Perokok Tiap Hari

Rata-2 jumlah Batang / hri

Jumlah Rupiah yg ‘Dibakar”

1

Aceh

3738046.95

934.511

15.3

15.727.832.542

2

Sumut

10687070.23

2.586.270

14.9

42.388.981.619

3

Sumbar

4028044.1

1.063.403

15.8

18.481.955.305

4

RIAU

5023322.44

1.215.644

16.5

22.063.939.153

5

JAMBI

2695842.61

617.347

14.4

9.778.791.650

6

Sumsel

6317262.65

1.560.363

13.4

22.999.763.511

7

BENGKULU

1444349.89

391.418

13.9

5.984.793.761

8

LAMPUNG

6298074.34

1.668.989

12.1

22.214.252.908

9

Babel

1090801.98

291.244

18.3

5.862.744.310

10

Kepri

1605197.05

436.613

15.1

7.252.151.856

11

DKI Jkt

8006752.7

1.857.566

11.6

23.702.550.153

12

Jabar

36577428.97

9.912.483

10.7

116.670.000.000

13

Jateng

25896067.28

5.930.199

10.1

65.884.515.413

14

DI Jogja

2839489.1

601.971

9.9

6.555.471.695

15

Jatim

30438289.99

7.274.751

11.5

92.025.604.041

16

Banten

9348928.73

2.430.721

12.3

32.887.661.486

17

Bali

3338053.36

600.849

12

7.931.214.783

18

NTB

3714887.31

995.589

11.6

12.703.725.836

19

NTT

4005889.34

789.160

10.8

9.375.223.176

20

Kalbar

3591686.81

847.638

14.9

13.892.788.249

21

Kalteng

1871236.66

421.028

15.1

6.993.279.208

22

Kalsel

3091987.32

683.329

16.7

12.552.757.362

23

Kaltim

3251435.39

757.584

15.6

13.000.149.091

24

Sulut

1882523.39

463.100

13.2

6.724.222.947

25

sulteng

2243039.1

587.676

13.8

8.920.925.387

26

sulsel

6632640.13

1.512.241

14.6

24.286.605.711

27

sultra

1910189.98

416.421

14.4

6.596.115.224

28

Gortal

896253.42

240.195

12.4

3.276.272.302

29

Sulbar

1014849.8

223.266

14.4

3.536.548.583

30

Maluku

1349470.1

298.232

12

3.936.674.176

31

Malut

901833.19

232.672

12.4

3.173.659.216

32

Pabar

693175.23

153.191

12.8

2.156.939.500

33

Papua

2754281.28

446.193

12.9

6.331.486.721

Dari tabel di atas, sungguh membuat ternganga kita semua. Bisa dibayangkan secara sengaja ataupun tidak masyarakat di masing-masing provinsi di Indonesia SETIAP HARI membakar rupiah senilai minimal 2 miliar (Papua) dan terbanyak di Provinsi Jawa Barat (116 miliar). JANGAN LUPA……. PER HARI…!

Bisa dibayangkan seandainya masyarakat provinsi masing-masing tersebut berkomitmen untuk TIDAK MEROKOK dan melakukan Collective Action (CA) maka provinsi bisa saving dana berapa dalam sebulan? Dalam setahun? Bisa untuk membangun infrastruktur di provinsi guna kesejahteraan masyarakatnya sendiri.

Kalau Sudah Begicu… So What Gicu Loh?

Tentu saja langkah paling manjur untuk saat ini adalah mengajak para perokok itu untuk bisa menahan atau untuk bisa menyadari dampak dari merokok mereka. Dampak negatif dari aspek Penyakit yang ditimbulkan dan dampak positif dari aspek ekonomi yang bisa di-saving.

Hal ini merupakan tantangan berat bagi jajaran sejawat PROMKES guna menggeser mindset para ahli hisap tersebut. Upaya yang sudah dilakukan salah satunya dengan menerbitkan Permenkes tentang Pemberdayaan Masyarakat dengan mengutamakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), di mana terdapat 10 item yaitu:

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

2. Memberi ASI eksklusif

3. Menimbang balita setiap bulan

4. Menggunakan air bersih

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

6. Menggunakan jamban sehat

7. Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu

8. Makan buah dan sayur setiap hari

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

10. Tidak merokok di dalam rumah

Nah, jika dicermati lebih dalam lagi pada item yang berkaitan dengan merokok, yaitu Item no 10: “Tidak Merokok di dalam Rumah”, memberikan makna “Boleh donk kalau di luar rumah atau halaman atau teras?”Statment ini sepertinya masih KURANG TEGAS dalam membuat kriteria PHBS.

Seandainya tidak ada kata “di dalam rumah”, maka bukan saja dampak perokok pasif yang bisa dikendalikan namun juga perokok aktif. Memang ada konsekuensi logisnya bila kata “di dalam rumah” dihilangkan, utamanya terhadap program yang dijalankan.

Di sisi lain telah pula dilakukan upaya pengendalian dengan memberikan peringatan label pada bungkus rokok, yaitu: “Merokok dapat menyebabkan sakit Kanker paru, jantung dll….” Namun rupanya peringatan ini justru menambah penasaran para ahli hisap yang seolah ‘menantang’ bahwa dengan merokok mereka bisa ‘fresh’ dan malah yang tidak merokok kena sakit jantung dan meninggal. Saya merokok atau tidak toh suatu saat akan mati. Bahkan saat sekarang label peringatan di bungkus rokok disebut jelas: “Merokok membunuh anda”. Menurut saya justru malah mereka BERGEMING dg seruan itu.

Oleh karenanya perlu dicari solusi yang PAS untuk membuat sang ahli hisap tersebut menjadi SADAR akan dampak merokok. Saat ini mereka TIDAK LAGI TAKUT MATI, karena dengan segala cara penyuluhan yang ‘menakut-nakuti’ akan meninggal sudah tidak manjur. Bahasa jowonya : Wes ora mempan n ora mandhi.

Saya ber hipotesis cara penyuluhannya dengan mengonversi dampak merokok dalam bahasa HARTA BENDA atau KEKAYAAN. Kenapa demikian? Saat sekarang ini banyak orang yang TAKUT KEHILANGAN HARTA BENDAnya dibanding kehilangan nyawanya. Contohnya: makan makanan berisiko (berlemak), padahal sudah faham betul akibatnya. Akan tetapi begitu terkena serangan Jantung atau harus Haemodialisis, dengan serta merta mencari bantuan “pengobatan murah” atau dulu di Jamkesmas kana atau kalau sekarang segera mendaftar dan bayar iuran BPJS, padahal sebelumnya ‘Emoh daftar” atau “ntar-ntar aja”.

Saya tidak tahu kalimat yang PAS bagaimana, namun intinya adalah dampak merokok (pasif dan aktif) tersebut dikaitkan dengan bahasa HARTA BENDA atau KEKAYAAN. Atau mungkin seperti ini:

“Merokok akan menguras harta benda anda karena sakit jantung, kanker paru“

“Merokok akan menjadikan keluarga anda Miskin karena terkuras harta benda untuk pengobatan stroke, jantung dll…”

Memang terlihat dan terdengar sedikit Sarkasme, namun bagaimana lagi untuk memelekkan sang ahli hisap itu.

Semoga Bermanfaat dalam memperingati “HARI TANPA TEMBAKAU SE DUNIA: 31 MEI 2014”

Salam,

DeBe

“Belajar Tanpa Batas”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun