Mohon tunggu...
Didik Budijanto
Didik Budijanto Mohon Tunggu... -

saat ini bekerja di Pusat Data dan Informasi Kesehatan. sebelumnya sebagai Peneliti kesehatan di Badan Litbang kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hari Remaja Internasional: 2,3 Juta Remaja Mengalami Gangguan Mental Emosiona di Indonesia.

14 Agustus 2014   14:47 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:35 2677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memperingati Hari Remaja Internasional: 12 Agustus 2014.

2,3 Juta Remaja Mengalami Gangguan Mental Emosiona

di Indonesia.

Masa remaja merupakan salah satu masa yang sangat penting dalam siklus hidup manusia dimanaterjadi perubahan yang sangat dramatis baik perubahan fisik, seksual, psikologis maupun mental. Remaja merupakan kelompok populasi yang besar yaitu 20 % dari Populasinya. Secara fisik remaja relative sehat karena sudah tidak mudah menderita penyakit infeksi seperti masa kanak-2 dulu dan belum terlalu berisiko mengalami penyakit degenerative seperti orang tua. Meskipun demikian kelompok remaja sangat berisiko mengalami masalah kesehatan yang berhubungan dengan perilaku, seperti masalah seksual, kesehatan reproduksi, merokok, penyalahgunaan obat / narkoba, kekerasan dan kecelakaan.Menurut WHO, sepertiga masalah kesehatan pada dewasa berhubungan dengan kondisi atau perilaku yang dialami pada masa remajasekitar 45% kasus baru HIV dialami kelompok usia 15-24 tahun. Setiap tahun sekitar 16 juta remaja putri melahirkan, yang merupakan 11 % dari totalkelahiran. Kehamilan dan persalinan remaja akan meningkatkan resiko kesakitan dan kematian, baik pada ibu maupun bayinya. Sekitar 20 % remaja akan mengalami gangguan mental seperti depresi, gangguan mood dan substance abuse.

Itu kata WHO……!! BAGAIMANA KONDISI SEBENARNYA DI INDONESIA ???

Di dalam menggambarkan kondisi masalah kesehatan remaja di Indonesia, dilakukan analisis sederhana yaitu Tren, deskripsi ataupun estimasi jumlah kasus / kejadian. Sumber data diambil dariDirjen P2PL Badan Narkotika Nasional (BNN), Riskesdas dan Pusdatin Kementerian Kesehatan.

Sebenarnya cukup banyak aspek yang akan digambarkan namun dalam analisis di bawah, akan dilakukan pada aspek penyakit HIV-Aids, Narkoba, KEK pada kehamilan, Kependekan dan Kekurusan, Gangguan Mental Emosional.

a.TREN HIV-AIDS

Jumlah kejadian kasus HIV pada remaja usia 15 – 24 th dari tahun ke tahun cenderung meningkat, sedangkan kasus AIDS ada kecenderungan menurun dan demikian pula dengan kematian remaja akibat Aids. Seperti pada diagram di bawah.

Dari gambaran di atas terlihat bahwa peningkatan jumlah kasus HIV pada remaja meningkat tajam pada tahun 2013, sedangkan kasus Aids menurun. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan kewaspadaan terhadap PERILAKU remaja yang menjurus ke risiko tertular HIV, dan adanya gambaran keberhasilan program pemberian ARV untuk memperpanjang masa terjadinya Aids dari penderita tertular HIV, oleh karenanya dengan gerakan simultan peningkatankewaspadaan dini perilaku remaja dan pelayanan pemberian ARV akan dapat mengurangi kejadian HIV-AIDS di Indonesia.

a.NARKOBA

Kejadian kasus Narkoba pada usia remaja, terlihat kecenderungan meningkat proporsinya dari tahun ke tahun. Hal ini tergambar dari peningkatan persentase tersangka Narkoba yang ditahan seperti di bawah ini.

14079766871558364166
14079766871558364166

Grafik di atas menunjukkan tren peningkatan tersangka narkoba pada usia remaja, dimana terjadi peningkatan tajam pada tahun 2012 dari tahun 2011. Tentunya fenomena ini memberikan sinyal kewaspadaan pada perilaku pergaulan remaja di Indonesia. Penggunaan narkoba sangat erat kaitannya dengan kejadian kasus HIV-Aids.

a.Gangguan Mental Emisional (GME)

GME adalahidentic dengan distress psikologik. Kondisi ini merupakan keadaan yang mengindikasikan seseorang sedang mengalami perubahan psikologis. GME dapat dialami semua orang pada keadaan tertentu, tetapi dapat pulih seperti semula. Hanya saja bisa menjadi berlanjut jika tidak ditangani secara serius. Hasil Riskesdas th 2013 mendapatkan GME pada usia Remaja sebesar 5,6 %.Apabila pada tahun 2013 terdapat remaja usia 15-24 th sebanyak 42.612.927 jiwa, maka secara absolut di Indonesia terdapat sekitar2.386.323 jiwa remaja yang mengalami GME. Sebuah jumlah yang cukup besar. Oleh karenanya menjadi tantangan yang cukup berat bagi Pelayanan Kesehatan Remaja saat ini.

GME pada kelompok usia remaja per Provinsi dalam Riskesdas tidak dihitung, akan tetapi jika di asumsikan angak Nasional 5,6 % GME tersebut merupakan rata-rata dan dapat ditarik ke level provinsi, maka secara absolut jumlah remaja yang mengalami GME menurut provinsinya seperti pada table di bawah.


No.

Provinsi

Jumlah Penduduk Remaja

Estimasi Remaja alami GME

1.

Aceh

915.617

51.274

2

Sumatera Utara

2.449.366

137.164

3

Sumatera Barat

851.644

47.692

4

Riau

1.122.645

62.868

5

Jambi

903.134

50.575

6

Sumatera Selatan

1.472.699

82.471

7

Bengkulu

332.028

18.593

8

Lampung

1.388.738

77.769

9

Bangka Belitung

242.492

13.579

10

Kepulauan Riau

352.917

19.763

11

DKI Jakarta

1.901302

106.472

12

Jawa Barat

7.879.142

441.231

13

Jawa Tengah

5.105.739

285.921

14

DI Yogyakarta

598.078

33.492

15

Jawa Timur

5.902.446

330.536

16

Banten

2.220.831

124.366

17

Bali

604.216

33.836

18

Nusa Tenggara Barat

842.474

47.178

19

Nusa Tenggara Timur

822.604

46.065

20

Kalimantan Barat

814.879

45.633

21

Kalimantan Tengah

427.280

23.927

22

Kalimantan Selatan

690.906

38.690

23

Kalimantan Timur

693.913

38.859

24

Sulawesi Utara

372.232

20.844

25

Sulawesi Tengah

470.478

26.346

26

Sulawesi Selatan

1.464.060

81.987

27

Sulawesi Tenggara

436.930

24.468

28

Gorontalo

95.228

5.332

29

Sulawesi Barat

216.726

12.136

30

M A L U K U

295.001

16.520

31

Maluku Utara

200.649

11.236

32

Papua Barat

241.125

13.503

33

Papua

625.144

35.008

Dari table di atas terlihat bahwa remaja yang mengalami GME secara absolut mulai dari 5 ribuan hingga mencapai400 an ribu. Seperti di Jawa Barat, Jawa Timur yang memang mempunyai populasi yang besar.

a.HAMIL KONDISI KEK

Kekurangan Energi Kronis (KEK) sangat rawan pada remaja yang hamil. Ukuran KEK dilakukan dengan menggunakan Lingkar Lengan Atas (Lila) dimana batasannya adalah kurang dari23,5 cm. Gambaran di bawah adalah prevalensi KEK pada Wanita Usia Subur (WUS) usia 15-59 tahun.

1407976816230230236
1407976816230230236

Diagram diatas menunjukkanbahwa keadaan KEK pada wanita hamil berusia remaja, jauh lebih tinggi dibandingkan pada wanita usia diatasnya yaitu kelompok usia 25 tahun ke atas. Seperti pada kelompok usia 15-19 th KEK pada bumil sebesar 38,5 % dan pada kelompok usia 20-24 th bumil sebesar 30,1 %.Apabila dilihat secara absolut, maka dilakukan penghitungan dengan pendekatan estimasi jumlah Bumil.

Pada tahun 2013, estimasi penduduk WUS (15-49 th) sebesar 68.133.634 orang, ibu hamil sebanyak 5.212.568 orang. Penduduk wanita remaja usia 15-24 th sebesar 11.183.034 orang, sehingga secara estimasi diperkirakan remaja wanita usia 15-24 tahun yang hamil sekitar 21.183.034/ 68.133.634 * 5.212.568 adalah 1.620.609 orang.

Apabila pada kondisi KEK usia remajasebesar 38,5 % , maka jumlah ibu hamil yang KEK usia 15-19 th sebanyak= 0,385 * 1.620.609/2 = 311.967 ibu hamil. Sedangkan ibu hamil yang KEK usia 20-24 th sebanyak : 0,301*1.620.609 = 243.901 ibu hamil.

a.Status Gizi “Pendek”

Prevalensi Gizi pada remaja terbagi dalam 2 kelompok umur yaitu kelompok usia13 – 15 tahun dan kelompok usia 16 – 18 tahun.Secara Nasional prevalensi Status gizi PENDEK pada kelompok usia 13-15 tahun sebesar 45,1 %. Sedangkan untuk kelompok usia 16-18tahun proporsinya sebesar 31,4 %.

14079768962059150179
14079768962059150179

Gambaran diatas menunjukkan bahwa prevalensi Status gizi PENDEK pada kelompok usia 13-15 tahun terbanyak di Provinsi NTT (55,5%) sedangkan untuk kelompok usia 16-18 tahun terbanyak di provinsi Gorontalo (49,7 %).

a.Status Gizi “KURUS

Prevalensi Gizi pada remaja terbagi dalam 2 kelompok umur yaitu kelompok usia13 – 15 tahun dan kelompok usia 16 – 18 tahun.Secara Nasional prevalensi Status gizi KURUS pada kelompok usia 13-15 tahun sebesar11,1 %.Sedangkan untuk kelompok usia 16-18tahun proporsinya sebesar9,4 %.

14079769561269890797
14079769561269890797

Gambaran diatas menunjukkan bahwa prevalensi Status gizi PENDEK pada kelompok usia 13-15 tahun terbanyak di Provinsi NTT (55,5%) sedangkan untuk kelompok usia 16-18 tahun terbanyak di provinsi Gorontalo (49,7 %).

PERLU DIRENUNGKAN…!!

Dengan memperhatikan situasi beberapamasalah kesehatan Remaja di atas, maka perlu direnungkan mengenai beberapa hal, yaitu:

1.Di dalam Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 2014, pasal 8 disebutkan: (1) setiap perempuan berhak mendapatkan yankes ibu untuk mencapai hidup sehat dan mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi AKI (2) Yankes ibu dilakukan sedini mungkin dimulai dari REMAJA sesuai perkembangan MENTAL dan FISIK. (4) Yankes Ibu sebagaimana dimaksudkan dilaksanakan melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.

2.Di dalam PP tersebut juga menegaskan, dalam rangka menjamin kesehatan ibu, pasangan yang sah mempunyai peran untuk meningkatkan kesehatan ibu secara optimal. Peran pasangan itu meliputi, salah satunya: Mencegah infeksi menular seksual HIV dan AIDS.

3.Peraturan Mendagri No. 19 tahun 2011 tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Posyandu, pasal 5 ayat 2 mengatakan pengintegrasian layanan social dasar di Posyandu meliputi, salah satunya: Kesehatan reproduksi Remaja., yang melipti Penyuluhan, Konseling, Informasi dan advocacy kespro remaja.

1.Salah satu indicator program kunci Kesehatan remaja adalah “Persentase Kab/Kota yang memiliki minimal 4 Puskesmas yang mampu laksanakan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja dengan Target 2013 adalah 70 %, akan tetapi realisasinya mencapai: 81,69 %.

Dengan membandingkan apa yang semestinya dilakukan sesuai dengan payung peraturannya dan kenyataan pelaksanaan program yang sudah sesuai dengan targetnya, AKAN TETAPI dampak yang dihasilkan masih cukup tingginya dan besarnya permasalahan yang muncul di kelompok remaja, seperti:

a.adanya 2,3 Juta Remaja mengalami GME

b.Trenpenderita HIV remaja meningkat tajam.

c.Masih ada 200 an ribu hingga 300 an ribu Remaja Hamil dengan KEK

d.Tren Tersangka Narkoba remaja meningkat

e.Prevalensi Gizi PENDEK dan KURUS remaja masih cukup tinggi

Pertanyaan yang muncul adalah:

# MENGAPA MASIH CUKUP TINGGI PERMASALAHAN KESEHATAN REMAJA INI??

…….. Apakah Implementasi Peraturan-2 yang ada di atastidak berjalan ??

# KURANG TEPATKAN PROGRAM-PROGRAM YANG DILAKUKAN DALAM PKPR ??

# SUDAHKAH MENYENTUH LEVEL RUMAH TANGGA SEBAGAI PRODUSEN

MASALAH KESEHATAN DALAM PENANGGULANGANNYA??

LET’S DO IT…… GO….GO….GO…!!

Semoga Bermanfaat…..!!

Salam,

DeBe

“Belajar Tanpa Batas”

www.kompasiana.com/De-Be.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun