Kutanggapi dengan dingin.
***
Janjine lungane ra nganti suwe suwe/ Pamit esuk lungane ra nganti sore/ Janjine lungo ra nganti semene suwene/ Nganti kapan tak enteni sak tekane
Tepat pukul tiga. Aku sudah menunggu di Bandara Blimbingsari. Semenjak kamu berangkat, aku tak berniat untuk menghubungimu. Yang kupegang adalah tiket penerbangan pulang-pergimu.
Dan 30 menit lagi pesawat akan landing. Kutunggu di pintu keluar, seperti janji dan tiketmu. Memang tak ada telepon juga kirim pesan. Tak ada berita yang kuterima setelah kamu terbang. Penumpang pertama pun keluar, dengan ranselnya. Penumpang kedua, ketiga, keenam, ketujuhbelas.... Batang hidungmu belum juga tampak.
Setelah lebih satu jam menunggu.
“Itu penumpang terakhir’, kata satpam yang kutanya.
Kamu tak beri kabar. Kenapa batal. Janji terbang kembali ke blambangan, sekadar janjimu.
Hujan tiba-tiba turun.Biarkan rintik ini, “biarkan ia dinginkan panas hatiku’, gumamku dalam hati.
Kucoba hubungimu, namun hanya nada panggil tanpa jawab. Semakin basah bajuku dihujani banyu langit.
***