Mohon tunggu...
De Baron Martha
De Baron Martha Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I am an architect of my own life.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

A Tribute To Gibran Rakabuming Raka

18 April 2015   14:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:57 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak sama sekali. Saya malah menyukainya. I love what Gibran did.

Memang ada faktor yang mempengaruhi mengapa Gibran bertindak demikian. Dengar-dengar, dialah anak Jokowi yang paling tidak setuju Jokowi terjun lebih dalam di dunia politik, bahkan sejak Jokowi mencalonkan diri untuk kedua kalinya sebagai Walikota Solo. Jika benar begitu, tidak heran dia memilih menjauh dari gemerlap dunia politik yang digeluti ayahnya.

Tapi diluar itu semua, Gibran menunjukkan kepada kita (dan sayangnya kebanyakan dari kita belum menyadarinya) apa arti sebuah kejujuran. Apa arti menjadi diri sendiri. He knows he's a son of The President, but he doesn't give a sh*t. Dia terlihat seperti orang yang tidak suka berpura-pura, enggan berbasa-basi dan memilih jalannya sendiri.

Dia telah memperkenalkan dirinya sejak saat pertama, dan dia menyerahkan semua penilaian kepada masyarakat. Kalau suka, syukur. Kalau tidak, terserahlah tapi berhentilah berharap saya akan menjadi seperti yang kalian semua idam-idamkan. Begitu kira-kira yang saya tangkap dari seorang Gibran.

Gibran mungkin tidak sepandai bersikap seperti Ibas Yudhoyono, tapi dia telah menjadi dirinya sendiri. Dia mengenalkan dirinya secara jujur kepada masyarakat. If he said F you, it clearly means F you! Tidak ada ucapan normatif, tidak ada basa-basi, tidak ada topeng dan tidak ada ambisi untuk dicintai oleh semua orang.

Itulah yang saya sukai dari Gibran.

Dan setelah sekian waktu, dia kembali muncul dengan berita pernikahannya dengan seorang putri Solo. Sikapnya masih sama, pembawaannya masih sama. Dia seakan masih menolak dipandang dan diperlakukan sebagai anak presiden, tapi seorang pebisnis katering biasa. Di situlah kerennya Gibran. Menghancurkan ekspektasi dan standar basi kalian tentang 'seorang anak Presiden'.

Hingga pada akhirnya saya menyadari, memandang orang dari tampilan luarnya saja adalah sebuah kesalahan. Lebih salah lagi jika saya memancangkan ekspektasi terhadap bagaimana seseorang harus bersikap, walaupun dia anak Presiden sekalipun.

"That's my family, Kay. Not me." - Michael Corleone, The Godfather.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun