"Haiiizzz... mau kemana siih?"
"Haha.. ntar aku jemput. Ikut aja. 5 menit lagi yak"
"seterah." tut. tut. tut.
---------------------------------------------
"Jiaaaah... apaan nie, ngajak malah ke taman kota gini. hadoohhh.. panas ni, belang deh!"
"Lah tak apalah belang, aku aja sayang kok sama Si Belang di rumah. Lagian, dapat es cendol gratis kan lumayan. Jarang kan makan es cendol."
"Haiiissshhhh.... cendol mah sering kaleee di samping kantor juga mangkal terus Bapaknya."
"Kenapa gak ke gereja? mimpi ke tempat bersalju lagi? masak ngorbanin mimpi daripada ketemu Tuhan siih?"
"Heeeeem." tak menggubris, biarin aku asyik menyeruput cendol hijau manis ini.
"Udahlah, gak usah terlalu dipikirin tentang Salju-saljuan, karena kamu terlalu terobsesi sama salju, makannya masuk mimpimu tuh, alam bawah sadarmu telah di setting kalo gak mimpi salju tiap malam, gak afdol."
"Heeeeeeemm. Aku udah bilang kan, berjuta kali, Salju itu memang sepertinya ingin aku datangi. Mimpinya sama terus tiga bulan ini. Tinggal cari aja, di Puncak Jaya wijaya kali, or di Korea, Swiss, si Salju ga bilang sih janjiannya dimana."