Awalnya kami berdiskusi sambil ngopi-ngopi santai membahas tema film dokumenter. Semua anggota tim menyampaikan sudut pandang mengenai ide, gagasan, dan pendapat kami. Dari sejumlah tema yang sudah ditentukan, kami memilih dua opsi tema karena kondisi salah satu tempat yang kami pilih akan disurvei terlebih dahulu.
Setelah ditinjau, ternyata tempat untuk tema situs bersejarah tersebut regulasinya kurang cocok oleh kami sehingga akan berdampak pada konsep materi dan kemungkinan resiko yang cukup besar. Maka, pada diskusi selanjutnya, kami memutuskan tema yang satunya, kekayaan alam Indonesia. Kami menilai tidak kalah menariknya dengan situs budaya, Yogykarta juga banyak menyuguhkan keindahan alamnya.
Sebagaimana tema yang telah disepakati bersama, kami mengambil fokus pada zona pantai. Kemudian kami mencari dan menulusuri via internet tentang pantai-pantai Yogyakarta yang menurut kami belum begitu terkenal dan tersorot masyarakat umum. Kami menemukan satu pantai, surga yang tersembunyi di Kabupaten Gunung Kidul.Â
Tepatnya adalah Pantai Ngrenehan, terletak di Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, sekitar 30 kilometer dari Wonosari, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai ini merupakan pantai kampung nelayan. Sebagian besar masyarakat Ngrenehan menggantungkan kehidupannya pada hasil laut.
Berbagai persiapan telah dirancang, seperti job desk, alat-alat produksi, dan tugas-tugas lainnya. Utamanya tentu kami melakukan survei sambil mempersiapkan berbagai perlengakapan dan kebutuhan menuju produksi.Â
Survei lokasi dilakukan dua kali. Survei pertama (10/03) mengenai perhubungan dengan pengurus setempat, nelayan dan pihak-pihak pantai, serta kondisi dan situasi pantai. Survei kedua (17/03) untuk memastikan kembali spot-spot shoot video, briefing narasumber, tempat tinggal, dan lain-lain.
Disupport oleh kakak tingkat Kostrad, kami diberi masukan dan arahan. Rancangan yang saya rasa cukup lancar dari yang sebelumnya berpusing ria, "debat" santai akan narasi, rencana anggaran, dan laporan lokasi. Namun, tidak berhenti di situ, berhari-hari di sela-sela survei, bolak-balik kampus kami menunggu pembina, mengurus pengajuan proposal film dokumenter. Yah... semacam digantung.Â
Maklum, saat itu padat-padatnya agenda fakultas, harus selalu sabar menanti dosen-dosen yang sedang rapat. Tapi pada akhirnya, bimbingan kating dan pembina menuai kelancaran, Alhamdulillah proposal kami disetujui dan mendapat izin. Voila! Cusss siap produksi!
Singkat cerita, 25-26 Maret 2022, dua hari satu malam kami melaksanakan kegiatan produksi film di Ngrenehan. Malam sebelum produksi, kami menginap di ruko teman yang kami sebut "basecamp" agar memudahkan titik kumpul dan crosschecknya.Â
Esoknya pukul 6 pagi, kami siap berangkat. Keadaan pagi yang masih dingin tak lantas memadamkan semangat kami. Sekitar tiga jam perjalanan sampai di lokasi karena kami sempat berhenti untuk shoot di Tugu Selamat Datang Gunung Kidul dan sarapan pagi.