Mohon tunggu...
Dayu Rifanto
Dayu Rifanto Mohon Tunggu... Pengajar -

Pengajar, Pegiat Sosial. Blogger, Menyukai memasak. Pendiri @Bukuntukpapua

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Orang Tua Kasih Kamu Sekolah Ini untuk Jadi Manusia

11 Oktober 2015   17:41 Diperbarui: 11 Oktober 2015   17:52 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Optimisme ini lahir dari pengalaman bersama sejak sekolah di Papua, tidak ada, atau jarang sekali ada rumah baca dengan berbagai macam bahan bacaan menarik. Selain itu dukungan dari semua teman-teman mahasiswa lain dan juga donatur buku membuat semua rencana ini berjalan meski dengan proses yang perlahan. Kami ucapkan Terima kasih untuk yang sudah membantu antara lain kepada Isak Bovra, Christianus L Sedik dan Bukuntukpapua.

Apa yang menjadi harapan kawan – kawan Tambrauw – Kebar khususnya yang sekarang ini sedang kuliah di rantau saat kembali ke tanah Papua, sampai mau buat rumah baca ini ?

Sa (ya) ingat waktu mau kuliah, Bapa dulu bilang, “Orang tua kasih kamu sekolah ini untuk jadi manusia” dia tidak bilang untuk jadi bupati, gubernur atau yang lainnya. Jadi bagi saya manusia yang manusiawi itulah definisi dari manusia yang dimaksud oleh Bapa saya. Tentu diharapkan bagi kami, bukan hanya guru saja yang bisa mendidik, pendidikan itu harus diarahkan di dalam setiap jiwa manusia, terutama hidup dalam kehidupan manusia. Jadi kita harus memberikan ilmu kepada siapapun, terutama bagi mereka yang membutuhkan, seperti yang sekarang sedang diusahakan untuk orang Kebar.

Bagaimana Kris melihat peran yang dapat diberikan oleh pemerintah daerah terhadap inisiatif yang dibuat ini ?

Soal ini saya minta maaf, karena saya terlalu lama (kuliah) di pulau Jawa dan tidak punya data yang lengkap. Tapi kurang lebih gambaran yang saya tangkap adalah sebagai berikut :

Di Papua anggaran pendidikan itu kedua terbesar setelah dana infrastruktur. Otonomi khusus juga memperhatikan secara khusus indikator pendidikan, belum lagi ada program dari UP4B (Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat) dan yang lainnya. Tapi sampai hari belum semua orang di tanah Papua mengenal pendidikan yang baik (dalam artian, ada sekolah, perpustakaan, cara belajar kreatif dari guru yang kreatif juga, dan terutama untuk ilmu IPA atau eksakta itu alat peraga dan praktek).

Selain itu, masih adanya paradigma bahwa pendidikan maju di Papua adalah dengan bentuk adanya bangunan fisik saja, sekolah mewah, banyak guru (bahkan kalau bisa di setiap desa memiliki sekolah). Apa jadinya bila anak-anak yang sekolah di masing-masing desa ini suatu saat dipersatukan dalam satu kesempatan, apakah tidak akan menimbulkan ego kedaerahan atau konflik (etnis)?. Masih banyak contoh yang lain, misalnya saat ini semua anak-anak di kabupaten pemekaran (daerah otonomi baru) lebih dominan memilih sekolah di daerah kota, jadi bangunan sekolah di daerah baru ditinggalkan begitu saja. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap guru-guru yang akhirnya menganggur karena tidak ada murid.

Baik – baik, jadi perlu melihat kesiapan dan pemetaan siswa di daerahnya sendiri ya dalam proses membangun pendidikan. Lalu bagaimana Kris melihat pentingnya mengenal dan belajar tentang cerita rakyat, dongeng dan budaya kepada anak-anak serta apakah mudah mencari buku-buku bermateri konteks lokal?

Wah, kalau buku-buku yang bermateri lokal lebih banyak untuk kalangan mahasiswa (dewasa). Untuk anak-anak tidak banyak. Buku-buku cerita rakyat dari Papua untuk anak -anak sangat sedikit sekali. Cerita rakyat yang ada di Papua itu sebagian besar lahir dari mite (mitos/mitologi). Namun mitologi orang Papua ini lahir dari pengalaman sejarah, jadi cerita rakyat di Papua itu mengajarkan cinta untuk manusia dan untuk alam. Karena alam dan manusia saling bergantung. Jadi cerita rakyat di Papua bisa membuat anak-anak itu mencintai orang tua, saudara-saudara dan orang lain, juga mencintai kampungnya (daerahnya) sebagai tanah tumpah darah.

Menurut Kris jika harus dijelaskan dalam kalimat singkat : Apa persepsi Kris jika mendengar : Pendidikan Papua ?

Pendidikan Papua itu jika ada satu orang Papua yang jadi guru lalu menghasilkan 10 orang Papua dengan profesi yang berbeda (dokter, pilot, nahkoda, tentara, politisi, birokrat, pengusaha). Setiap orang bermanfaat bagi orang lainnya, itulah pendidikan Papua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun