Hingga pada suatu pagi yang indah dan cerah saat Oa membuka matanya, ia melihat ada seekor kupu-kupu kuning cerah di depannya. "Hai sobat," kata kupu-kupu kuning itu sambil tersenyum lebar.
"Ah! Kamu siapa?! Dan mengapa hinggap di daun saya?" teriak Oa.
Oa takut pada kupu-kupu itu.
"Oa," kata kupu-kupu kuning saat ia berjalan ke arahnya.
"Wah, aku ini Kaipa."
"Kaipa?" Oa mendekat untuk melihat baik kupu-kupu kuning itu. "Kamu berubah sekarang, sangat berbeda."
Kaipa tersenyum, "Iya, lihat, sekarang aku punya sayap, Oa," katanya dengan sukacita saat mengepakkan sayapnya yang kuning cerah. "Kita bisa pergi berpetualang bersama sekarang juga."
"Oh Kaipa, aku sudah tidak sabar bermain bersamamu lagi, sudah lama sekali!" teriak Oa.
Dua sahabat segera sarapan bersama seperti biasanya, meski kali ini di daun tempat Oa tinggal. Makan pagi terasa begitu nikmat. Mengapa rasanya berbeda dengan makanan di hari sebelumnya?
Mereka menemukan jawabannya setelah melihat satu dengan lainnya. Ada sahabat baik yang tak sabar berangkat untuk petualangan pertama mereka bersama-sama.
Hari itu matahari bersinar begitu cermerlang.
-Selesai-
Tambahan:
*Iriani Wanma adalah peraih Crocodile Prize Award 2014, sebuah penghargaan kepenulisan di Papua Nugini.
** Cerita ini diterjemahkan secara bebas oleh D.Rifanto.
***Aibika adalah sebutan untuk tanaman gedi atau pohon gedi. Tanaman yang jika dibuat sayur, enak sekali rasanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H