Filosofinya kemudian menjadi salah satu fondasi penting dalam menceritakan bagian dari sebuah kebiasaan, yang dalam pelatihan yang saya ikuti tersebut dinamakan sebagai kebiasaan menjadi pribadi yang proaktif.
"Everything can be taken from a man but one thing: the last of human freedoms - to choose one's attitude in any given set of circumstances, to choose one's own way." - Viktor E. Frankl. Sungguh, ingatan yang menyegarkan.
Dan benar saja, jika saya bertemu dengan sang tokoh penulis melalui videonya, Prisil berdialog melalui buku, dan menemukan bahwa buku itu menginspirasi akan pencarian makna hidup. Bahwa dalam hidup sebagai manusia yang kita cari bukanlah kesenangan maupun perasaan-perasaan yang sifatnya temporal, melainkan makna hidup, bahkan ketika manusia ada dalam keadaan tersulit sekalipun.
Selain "Man Search for Meaning," ada buku lainnya dirinya suka. Buku dengan judul "Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan," karangan Ihsan Abdul Quddus yang menceritakan tentang hidup seorang wanita karir, ambisi serta cinta.
"Buku ini menjadi kesukaan saya karena tokoh utama perempuan dalam buku ini adalah sosok perempuan yang  cerdas, tangguh dan memiliki keinginan yang kuat, terlepas dari kehidupan pribadinya yang seperti roller coaster" ungkap Prisil.
Dari buku ini ia belajar bahwa kecerdasan dan ambisi mungkin akan menuntun seseorang ke puncak karir pekerjaan, namun belum tentu kedua hal ini mampu menguatkan seseorang dalam kehidupan pribadi dengan diri sendiri maupun orang lain.
Ia juga merasa bahwa membaca mengubah hidupnya. Misalnya melalui "Seri Tokoh Dunia Albert Schweitzer" yang membekas dan membuatnya terinspirasi, mau berbagi pengalaman, pengetahuan, hal-hal berharga yang bahkan ia rasakan jauh melampaui uang.
Hingga mendorongnya untuk bersemangat untuk mengabdikan diri di tengah masyarakat dengan penuh kerendahan hati, tanpa membawa embel-embel diri yang menunjukkan identitas. Karena yang dilakukan adalah apa yang mereka butuhkan.
Perubahan sudut pandang, juga perilaku kemudian ia rasakan dipengaruhi oleh buku-buku yang ia baca, menyebabkan ada banyak pelajaran yang dia mampu petik.
Bahkan ia juga merasa bahwa yang sedang dibaca mampu mengungkap perasaan-perasaan tertentu yang ia simpan atau hindari.
"Terkadang ini tentang sisi-sisi diri yang kita sembunyikan dari dunia dan orang-orang sekitar kita" begitu jawabnya. Hingga terjadi dialog dengan bacaan, buku seolah berbicara dan mengungkapkan sisi-sisi itu.
Itu sebabnya ia merasa bahwa "buku mampu memberi banyak hal, bahkan bisa jadi membantu melepaskan seseorang dari kesulitan-kesulitan yang saat ini sedang dialami dalam hidup. Karena itu jangan berhenti membaca!" pungkasnya.