Ada Banyak Hal Baik Jika Kita Membaca
Baru lima bulan yang lalu ia kehilangan Papa-nya untuk selamanya. Merasa terpuruk, kecewa sama Tuhan. "Kenapa ambil orang tua saat saya masih butuh Papa" begitu ungkapnya.
Lalu ia pun mengambil tanpa sengaja  salah satu buku dari rak buku. Berjudul "Hope in the Dark" memercayai Allah itu baik, ketika hidup tidak baik, yang ditulis Craig Groeschel. Tulisan dalam buku itu mengubah mindsetnya.
"Tuhan tidak seburuk yang saya pikir, Tuhan tidak kejam seperti yang saya katakan dalam tangis dan amarah. Tuhan senantiasa bersama saya dan siapapun di dalam pencobaan-pencobaan yang kita alami."
Membaca mengingatkannya kembali pada sang Ayah. Pasalnya orang tuanya dulu sering membacakannya buku cerita sebelum tidur. Dan Dian sangat menyukainya sekali.
Semenjak kelas 3 SD, kesukaan membaca itu muncul. Ia ingat, dirinya pernah dihadiahkan satu karton buku cerita Bobo dan Donald Bebek. Tertarik dengan membaca karena almarhum Papa yang pengaruhi.
Sang Papa paling suka sekali membaca buku apalagi buku-buku ensiklopedia tentang sejarah dan penemuan, geografi, berbeda dengan dirinya sekarang yang lebih menyukai novel dan juga kumpulan-kumpulan cerita berdasarkan kenyataan dan pengalaman langsung dari penulis seperti Chicken Soup for the Soul dan juga buku-buku yang berisi motivasi dan inspirasi.
"Iya, menurut saya itu benar!" jawabnya ketika saya tanyakan apakah buku yang kita baca mengubah diri kita? Salah satu hal baik yang ia rasakan didapatkannya dari membaca buku adalah perubahan cara berpikir, mengelola mindset.
Hal ini nanti akan membuat kita mampu mengubah sesuatu yang awalnya mungkin kita anggap  sulit.
Ia pun mencontohnya menggunakan kisah hidupnya. Terutama ketika mengalami penolakan, kekecewaan, kehilangan dan hal itu benar-benar down.
Rasa hidup tidak berarti, kebencian, amarah dan itu sangat menyiksa, salah satu hal yang buat dirinya bangkit, ikhlas, mengampuni orang lain dan menerima apa adanya diri sendiri karena ia membaca kutipan-kutipan motivasi dalam buku-buku yang kerap ia baca.
Jika berada dalam masalah, terkadang ia memilih berdiam di kamar, membagikan apa yang ia rasakan lewat tulisan. Berdoa dan bertanya banyak pertanyaan sama Tuhan. Membaca benar-benar sangat membantunya dalam mengontrol emosi diri.
Itu sebabnya, melalui cerita ini Dian ingin berpesan buat teman-teman, adek-adek, siapa saja yang masih jadikan buku cuma pajangan di dalam kamar atau ruang bacanya, ayo baca bukunya. Percayalah ada banyak hal baik dan manfaat yang bisa kita dapatkan dengan membaca buku, selain nambah perbendaharaan kata, kita juga dapat menemukan pengalaman-pengalaman berharga lainnya.
"Ko tra keren kalo cuma perut saja yang dikasih makan. Otak juga perlu makan, salah satunya dengan membaca buku"
Tentang Dian Elce Wodon
Adalah seorang guru di Sekolah Dasar YPPK St. Yohanes Don Bosco Kali Wet Tanah Merah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H