Apalagi ini didukung oleh Bapa yang suka mengajar kami abjad sehingga kami sudah bisa mengenal abjad dan huruf sebelum masuk SD.
Cerita yang ia masih ingat dari sang Bapa adalah cerita tentang seorang koboi di Amerika dan dia mempunyai sebuah cerutu di kotak.Â
Kenangan paling indah ketika kecil adalah ketika bapak mengajak kami, saya dan adik pergi melihat-lihat buku di Toko Pojok Buku Biak dan memutuskan membeli buku untuk dibaca sebelum tidur.
Membaca menurutnya  adalah sebuah pekerjaan yang penting sekali. Kadang kita terjebak di dalam sebuah persepsi yang sempit, tetapi setelah membaca buku, kita akan mengetahui berbagai persepsi dari orang lain, dan dengan buku tersebut dapat mengubah kita. Buku itu seperti cakrawala, buku dapat membuka cakrawala kita untuk melihat masa depan lebih cemerlang.
Ia mengatakan hal tersebut, sebab bercermin dari pengalaman dirinya dulu "Saya dulu itu bingung, tidak tahu mau ke mana, arah saya tidak jelas, cita-cita saya rasanya mengambang.  Tetapi  ketika  membaca  saya  menemukan  bacaan  inspirasi  yakni pengembangan diri dan kepribadian,  sangat membantu saya, untuk bermimpi, saya bermimpi bisa melanjutkan S1 ke Yogyakarta, Bermimpi Bisa tinggal di Bali dan Belanda serta bisa ke Amerika." Ceritanya.
Akhirnya impian itu tercapai. Dan hal itu karena buku. Â "Coba kalau dulu saya tidak membaca, mungkin saya seperti orang yang mengikuti arus dan menyerah pada nasib" pungkasnya. Â
Tentang Karel Sroyer S.ST. Par
Pernah mengikuti Program Au-Pair di Belanda dan memiliki pengalaman di dunia anak-anak. Saat ini bekerja sebagai staf pengajar mata kuliah Pariwisata di Akademi Pariwisata 45 Jayapura, serta sedang mengambil sertifikat Entrepreneurship di Jamestown Community College New York. Amerika Serikat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI