Menghidupi Sepi
Seorang ibu berwajah gelisah
Letih singgah di sayu matanya
Pada usia belum genap tiga lima
Nasib delapan anak bergantungan di tangannya
Pagi hadir memanggil
Bersegera ia tempuh kelokan mencari kangkung liar
Memilih batang muda yang tak seberapa
Untuk dijual di muka pasar
Kata orang tanahnya kayaÂ
Laksana surga
Tapi ia tak mudah percaya
Sebab kata bisa memperdaya
Ketika ia menatap meja makan
Sagu telah hilang dari penglihatan
Tersisa mie instan beradu tumpahan kopiÂ
Bekal menghidupi esok hari nan sepi
(Dayu Rifanto - Sorong, 2 Oktober 2021)