Ketidakberanian itulah yang harus dienyahkan dari dunia pendidikan tinggi. Kampus seharusnya mendidik kematangan anak muda untuk selalu mempercayai bahwa pengetahuan yang dikonsumsi bisa menjadi kekuatan yang mengubah tatanan. Pengetahuan itu landasan untuk mengembangkan minat-minat baru, bukan doktrin. Maka tugas terdepan kampus adalah mengembangkan watak intelektual dalam diri mahasiswanya.
Dalam buku Bergeraklah Mahasiswa (Eko Prasetyo, 2017) dikatakan bahwa watak intelektual itu dicirikan dalam banyak model: memiliki keberanian untuk mengekspresikan gagasan-gagasan progresif dengan cara yang lebih komunikatif sekaligus provokatif. Â Sanggup untuk mempertahankan ide-ide alternatif dengan cara apapun dan tetap memelihara 'kebebasan akademik' sebagai landasan keyakinan bersama.Â
Pada titik inilah kampus menjadi tempat dimana 'kecurigaan, kekuatiran, kesangsian' pada negara maupun modal disuburkan. Pandangan yang kritis, tajam dan berani sebaiknya terus menjadi kekuatan pengikat kampus dengan masyarakat yang dipinggirkan.
Sebab posisi kampus bukan melahirkan para 'penguasa' tetapi meluncurkan para 'pembaharu' yang bisa merevolusi sistem sosial dan politik yang kacau serta beku. Itulah sebabnya kampus butuh rongga baru yang berisi 'kebebasan, keberanian, independensi'.
"Jika kau tidak menyibukkan diri untuk memperbaharui diri maka kau akan disibukkan oleh kehancuran" ~Steve Jobs~
Hidup Mahasiswa!