Mohon tunggu...
Dayang Ncr
Dayang Ncr Mohon Tunggu... -

On Process to be Better💛💙

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kampus Kita Butuh Pembangkang yang Positif

7 Maret 2018   01:26 Diperbarui: 7 Maret 2018   02:37 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak dulu, semua anak yang bersekolah memiliki keinginan untuk mendapat nilai tinggi. Seakan-akan mendapat nilai tinggi menjamin kita mendapat pekerjaan dan kehidupan yang layak. Nilai bagaikan puncak tertinggi dari segala yang dilakukan oleh siswa. Begitupun mahasiswa, apapun akan mereka lakukan demi mendapat nilai terbaik dari dosen. 

Tak jarang mereka yang memiliki perbedaan pendapat dengan dosen memilih bungkam dan mengiyakan segala perkataan dosen demi mendapat nilai yang baik. Mereka biasanya hidup dengan moralitas ketaatan : datang kuliah tepat waktu, menjawab soal sesuai isi buku, patuh terhadap aturan kampus yang (kadang) tak masuk akal.

Jika kuliah harus dijalani dengan ketaatan, maka kita akan terpasung dalam suasana normal yang sudah bisa ditebak. Ibarat berjalan lurus tanpa melihat kanan atau kiri. Hidup tanpa ide alternatif. Padahal kreativitas dibutuhkan anak muda untuk membangun masa depan yang berbeda.

Kreativitas dapat dipacu dengan memperbanyak pengalaman dan petualangan yang mempertemukan kita dengan banyak orang. Hal tersebut akan membiasakan anak berfikir dan bertindak di luar kelaziman. Kampus tak harus memaksa mahasiswa untuk terus patuh dan loyal karena kepatuhan  takkan pernah melahirkan individu yang kreatif dan loyalitas  takkan mungkin memunculkan ide-ide orisinil.

"Jangan lupa, kegilaan sesekali membuat hidup lebih berwarna, orang-orang yang selalu patuh dan penurut sangat membosankan"  ~Paulo Coelhoe~

Mengapa kita butuh pembangkang?

Tidakkah kau bosan akan pandangan yang selalu meyakini bahwa apa yang sudah lazim maka itulah kebenaran yang final? Seperti rajin sekolah pasti pintar. Keyakinan yang tak pernah diperdebatkan ini akan menjalar pada yang pintar pasti patuh dan yang patuh pasti berhasil. Janji keberhasilan itulah yang mengundang tiap lembaga pendidikan untuk menanamkan kepatuhan yang membabi buta. Korbannya tak lain adalah mahasiswa yang sejak dini punya pandangan naif seperti itu.

Maka membangkanglah yang positif, yakni yang dapat mebuat perubahan. Itu dibutuhkan untuk menggali banyak pengalaman. Karena tiap pengalaman yang menimbulkan sensasi gagasan baru akan membawa pada kreativitas serta kobaran imajinasi.

Kehidupan mahasiswa hari ini sedang krisis mahasiswa kritis. Mahasiswa  bertindak sesuai tindakan umum yang dilakukan mahasiswa lain. Tiap orang terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Jika semua patuh, maka individu yang tidak patuh tampak aneh dan mempertaruhkan masa depan. Sama halnya dengan keyakinan kalau IP tinggi bisa menjamin masa depan yang layak, padahal banyak sekali riset membuktikan sebaliknya.

Jadi, apa tugas kuliah yang sebenarnya?

Selama ini kampus hanya meneguhkan kepatuhan terhadap peraturan-peraturan sebagai bentuk sebuah kebajikan. Tugas-tugas sengaja diberikan menumpuk dengan jangka waktu pendek agar mahasiswa sibuk mengerjakan tugas dan tak sempat memikirkan cela-cela pemerintahan serta berdemo. Sehingga hanya sedikit mahasiswa yang berani menentang kebathilan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun