Teruntuk kamu pangeran yang bahkan nama dan wajahnya belum aku tahu.
Pernah kah kamu membayangkan seperti apa aku.
Seperti kadang aku membayangkan seperti apa sosok mu dan siapa nama mu.
Sedang apa kamu sekarang pangeran ku?
Apa sekarang ada lengan yang menahan mu?
Â
Apa sekarang ada hati yang menahan hati mu, untuk menemukan ku?
Apa jalan mu menuju kearah ku teramat sulit,
Hingga sampai sekarang kamu belum juga menjemput ku.
Apa pandangan mu ke arah ku terhalang beberapa punggung yang berlalu lalang.
Â
Kadang aku membayangkan seperti apa pertemuan pertama kita,
Tempat seperti apa yang Tuhan pilih untuk mempertemukan kita,
Sekarang kita sama-sama tersesat dalam perjalanan kita untuk saling menemukan.
Aku harap kamu tengah mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin,
Seperti hal nya aku yang mempercantik diri untuk mu
Â
Agar nanti saat kau menemukan ku, kamu tak akan kecewa.
Dan aku harap kamu tengah menjaga hati mu hanya untuk ku.
Seperti hal nya aku yang berusaha keras menjaga hati ku dari godaan lelaki yang berusaha menggoda ku,
Karena aku tak ingin ruang hati ku rusak dengan rasa sakit oleh dia yang bukan untuk ku.
Â
Aku ingin memberikan ruang hati yang utuh, yang terjaga dari apapun.
Hanya untuk mu pangeran ku.
Sekarang aku tengah memantaskan diri untuk berada disampingmu kelak,
Agar kamu bangga mempunyai aku sebagai pendampingmu.
Sekarang aku tengah belajar keras untuk menjadi peremuan yang baik.
Agar kamu, pangeran ku bahagia memiliki ku.
Â
Aku pun berharap kamu tengah melakukan hal yang sama,
Karena kamu ingin aku bahagia kan?
Aku menunggu mu lewat doa,
Berharap jalan mu menuju kearah ku baik-baik saja.
Semoga Tuhan menjaga hati mu,Â
Seperti halnya Dia menjaga hati ku yang aku persiapakan hanya untuk mu.
Â
- Banjarmasin, Februari 2016 -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H